Alkitabbicara tentang "bulatan bumi" jauh sebelum Galileo mengatakannya, ketika manusia berpikir bumi itu datar. Dan sebelum manusia mengerti astronomi, Alkitab mengatakan bahawa Tuhan meletakkan bintang-bintang di angkasa, menjaganya tetap ditempatnya. Sekarang kita akan mengatakannya bahwa itu adalah gravitasi, tapi, sekali lagi, Tuhan Download Apakah Alkitab Mengajarkan Bahwa Bumi Itu Datar? Jawaban Alkitab Apa artinya ”keempat ujung bumi” dalam Alkitab? Ungkapan ”keempat ujung bumi” dan ”ujung-ujung bumi” dalam Alkitab tidak bisa diartikan apa adanya, seolah-olah bumi itu berbentuk persegi atau ada ujungnya. Yesaya 1112; Ayub 373 Sebaliknya, ungkapan itu sebenarnya memaksudkan seluruh permukaan bumi. Alkitab juga menggunakan istilah empat arah mata angin untuk memaksudkan hal yang serupa.​—Lukas 1329. Istilah Ibrani yang diterjemahkan menjadi ”ujung” kelihatannya adalah ungkapan yang berasal dari kata ”sayap”. ”Karena sayap burung dibentangkan untuk memayungi anak-anaknya,” menurut The International Standard Bible Encyclopedia, ”[istilah Ibrani ini] mengandung gagasan tentang bagian tepi dari sesuatu yang direntangkan.” Karya referensi itu juga menjelaskan bahwa dalam Ayub 373 dan Yesaya 1112, ”istilah itu berarti pesisir, batas, atau tepi permukaan daratan di bumi”. b Bagaimana dengan peristiwa saat Yesus digoda Iblis? Sewaktu menggoda Yesus, Iblis membawa dia ”ke sebuah gunung yang luar biasa tinggi dan memperlihatkan semua kerajaan di dunia dan kemuliaannya”. Matius 48 Karena kisah itu mengatakan bahwa hal-hal itu bisa dilihat dari suatu lokasi tertentu, ada yang beranggapan bahwa seluruh bumi itu datar. Tapi, ”gunung yang luar biasa tinggi” kelihatannya hanyalah suatu ungkapan, tidak memaksudkan gunung sungguhan. Perhatikan kenapa kesimpulan itu masuk akal. Kita tidak bisa melihat semua kerajaan di dunia ini dari puncak gunung mana pun di bumi. Iblis tidak hanya memperlihatkan kepada Yesus semua kerajaan tapi juga ”kemuliaannya”. Perincian seperti itu tidak mungkin bisa dilihat dari jauh. Jadi, Iblis sepertinya membuat Yesus melihat hal-hal itu melalui semacam ilusi atau penglihatan. Ini mungkin mirip dengan seseorang yang memakai layar bioskop untuk menunjukkan gambar-gambar dari berbagai tempat di bumi. Catatan lain tentang kisah ini menunjukkan bahwa Iblis ”dalam sekejap memperlihatkan kepada [Yesus] semua kerajaan dunia”. Lukas 45 Secara alami, mata manusia tidak bisa melihat hal-hal itu dalam sekejap. Ini menunjukkan bahwa semua hal itu tidak benar-benar ada di depan Yesus, tapi Iblis menampilkannya dengan cara lain. Ayub9:6—"Ayat ini mengatakan bumi memiliki pilar, menunjukkan bumi datar" Tak satu pun dari ayat-ayat ini adalah pernyataan geologis, melainkan adalah lirik puitis yang menggunakan ungkapan sehari-hari untuk menggambarkan kuasa Tuhan atas alam semesta. Kayle B. de Waal, kebangkitan baru-baru ini akan sebuah keyakinan bahwa bumi itu datar dan itu tayang dokumenter televisi, postingan di berbagai internet, dan diberbagai situs web, mereka secara khusus membahas ide bawah bumi ini akan membahas ayat-ayat Alkitab yang digunakan untuk mendukung gagasan akan memberikan sejarah singkat ide dan garis besar singkat dari prinsip interpretasi, menyajikan bukti, terlibat secara kritis dengannya, dan menyajikan temuan Belakang SejarahFilsuf Yunani abad keenam Pythagoras diakui sebagai orang pertama yang berpendapat bahwa bumi adalah bola Pada abad keempat SM, sebuah bola Bumi ”menjadi diterima secara luas di antara orang-orang terpelajar”.⁵Ide ini telah diterima secara mayoritas…Aristoteles 384–322 SM memberikan bukti untuk bentuk bola bentuk bumi secara empiris sekitar 330 SM. Dunia Helenistik umumnya mengakui bahwa bumi berbentuk Younker dan Richard Davidson mempelajari sumber utama dan sumber kedua yang terkait dengan literatur Babilonia, Yunani, dan Yahudi dan menyimpulkan bahwa tidak satu pun dari bangsa kuno ini yang percaya pada bumi datar dengan kubah atau berjalannya sejarah, pandangan tentang bentuk bumi dipertanyakan. Daniel Boorin menyatakan, ”Amnesia ilmiah di seluruh Eropa . . . melanda benua dari tahun 300 M hingga setidaknya abad-abad itu Iman dan dogma Kristen menekan citra yang berguna dari dunia yang telah begitu lambat, sangat menyakitkan dan begitu digambar dengan cermat oleh ahli geografi kuno.”⁸Namun, terlepas dari ini, konsensus ilmiah adalah bahwa selama Abad Pertengahan abad kedua belas hingga ketiga belas, “Semua orang terpelajar di seluruh Eropa tahu tentang bentuk bola bumi dan perkiraan kelilingnya atau lingkarnya.”⁹Pada jaman Columbus, sesama pelaut dan bahkan para pengkritiknya mengerti bahwa dunia kita adalah bola telah menjadi fakta yang mapan selama berabad-abad. Buku teks astronomi populer On the Sphere of the World, diterbitkan lebih dari 250 tahun sebelum Columbus berlayar, berpendapat, “Bahwa bumi juga bulat ditunjukkan tidak terbit dan terbenam sama untuk semua orang di mana-mana, tetapi terbit dan terbenam lebih cepat bagi mereka yang di timur daripada di barat; dan ini tidak ada penyebab lain selain karena tonjolan Bumi.”11Keyakinan akan bumi datar, bagaimanapun, menjadi momentum yang serius ketika Flat Earth Society didirikan di Amerika Serikat pada tahun masyarakat kontemporer, gerakan “Bumi Datar” telah melihat baru-baru ini kebangkitan, dengan Twitter dan YouTube bertindak sebagai inkubator untuk pandangan penting lagi, beberapa orang Kristen juga percaya bahwa Alkitab mengajarkan bahwa bumi itu datar karena mereka menafsirkan beberapa bagian Kitab Suci secara harfiah. Kekhawatiran itulah yang sekarang kita InterpretasiPenting untuk memiliki prinsip-prinsip interpretasi yang sehat yang muncul dari Kitab Suci itu sendiri. Ada beberapa yang perlu diperhatikan untuk penelitian iniKita harus mempelajari Alkitab dalam konteks sastranya serta dalam konteks sejarah, agama, sosial dan budaya tidak ditulis dengan keprihatinan atau pertanyaan abad kedua puluh satu. Alkitab ditulis dalam bahasa Ibrani, Yunani, atau Aram untuk orang-orang kuno yang hidup dalam masyarakat Mediterania yang lebih Alkitab menjelaskan dan menafsirkan dirinya sendiri, bagian-bagian Kitab Suci yang sulit harus dipelajari dalam terang bagian-bagian Kitab Suci yang lebih adalah wahyu diri Allah kepada manusia 2 Tim 316. Dengan kata lain, tanpa Alkitab kita tidak akan tahu apa-apa tentang menjelaskan dirinya sendiri dalam kaitannya dengan setiap Tuhan adalah cetak biru untuk pemahaman kita tentang bagian-bagian selanjutnya yang mengatakan apa pun tentang penciptaan alkitabiah menyatakan kekuatan dan kuasa Tuhan yang tak yang kekal, tak terbatas, dan supernatural menciptakan dunia ini ex nihilo Rom 417; Ibr 113; Mz 902; Yes 4424; 4812–13; 4518.13Namun terlepas dari kekekalan-Nya, Tuhan bertindak secara temporal—dalam sejarah manusia—melalui urutan tindakan yang dimaksudkan untuk mewujudkan Jacques Doukhan, “pentingnya penciptaan dalam Alkitab dapat dilihat melalui banyak referensi dalam Kitab-Kitab Ibrani” Kel. 158, 17; Yes 40–55; Yer 423–26; 3135–57; Mz 292; 951–6; 13913–14; 145 15; Dan 7-8; 12.15Kita harus menentukan genre apa yang kita baca di Kitab Suci penting untuk dipahami dan memperoleh makna yang benar dari Kitab Suci. Jika kita salah memahami genre suatu bagian, kita bisa salah menafsirkan bagian dapat membantu memutuskan apakah pernyataan dalam Kitab Suci harus dipahami secara harfiah atau sebagai kiasan atau harus mengambil perspektif yang berpusat pada Tuhan ketika kita menafsirkan utama Alkitab meskipun bukan satu-satunya adalah untuk mengungkapkan karakter Allah Alkitab dibuka, potret Tuhan yang berbeda muncul. Tuhan tetap lebih besar dari potret. Kita tidak pernah belajar semua yang perlu diketahui tentang Tuhan, tetapi kita belajar tentang ini penting karena Tuhan adalah pencipta dan EvaluasiDugaan bukti alkitabiah yang disajikan untuk bumi datar ada empat dan mencakup 1 cakrawala, 2 air dan langit di atas, 3 bumi tidak bergerak, dan 4 teks-teks khusus yang diduga merujuk pada bumi yang sering hanya diposting di berbagai halaman web tanpa penjelasan apapun. Artikel ini akan menyajikan bukti dengan menempatkan ide-ide serupa dari ayat-ayat yang berbeda bersama-sama, dan dengan menyajikan asumsi yang menyertainya serta evaluasi akan menarik dari berbagai sarjana ke meminimalkan Cakrawala/Vault• “Dan Allah berfirman, Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.’ Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.” Kej. 16–8, 14.19• “Pujilah Dia, hai langit yang mengatasi segala langit, hai air yang di atas langit!” Mzm 1484.• “Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air,” 2 Pet 35.• “Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman!” Yes 4022.• Ayat-ayat lain yang mendukung pengertian langit seperti tenda atau kanopi termasuk Mazmur 1042–3, 194–5, 1816 dan 2 Samuel 22 yang dihasilkan dari interpretasi sesat dari teks-teks ini adalah bahwa bumi memiliki kubah, kubah, atau kanopi yang mengelilinginya; ada perairan di atas langit; dan ada lingkaran di atas AlkitabiahKata Ibrani rāqîa, diterjemahkan “cakrawala” atau “kubah”, berarti “hamparan.” Ada sejumlah sarjana yang mengartikulasikan pandangan Mathews berpendapat “bahwa Allah menciptakan bentangan untuk menciptakan batas, memberi struktur pada air atas dan bawah Kej. 16-7.Hamparan adalah suasana yang membedakan air permukaan bumi yaitu perairan di bawah dari perairan atmosfer atau awan yaitu air di atas.”20Hamparan juga tempatnya di mana matahari dan bulan ditempatkan Kej 115, 17 dan burung-burung terbang Kej 120.Dalam nada yang sama, Hugh Ross mengklaim bahwa “hamparan” dalam Kejadian 16-8 mengacu pada troposfer dan “perairan di atas” adalah uap berpendapat bahwa ”pemisahan’ air oleh Tuhan secara akurat menggambarkan pembentukan troposfer, lapisan atmosfer tepat di atas lautan di mana awan terbentuk dan kelembapan berada.”21Younker dan Davidson mencapai kesimpulan yang sama ketika mereka menyatakan bahwa air di atas cakrawala dalam Kejadian 17 mengacu pada penting, istilah rāqîa diberi nama dalam Kejadian 18—šāmayim “langit”.23Kata Ibrani sāmayim dapat diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai “surga” dan sebagai “langit.“Tapi di sini arti “langit” dimaksudkan karena Penggunaan istilah rāqîa di kemudian hari dalam Perjanjian Lama tidak memberikan kesan bahwa langit adalah kubah yang orang berpendapat bahwa orang Ibrani percaya ada jendela atau pintu literal di mempelajari Kitab Suci dengan cermat dapat membantu kita menafsirkan Kitab Suci. Mazmur 7823 dapat membantu kita memahami Mazmur 1484 karena mengacu pada “jendela” dan “surga”.Mazmur 7823 berbunyi, “Namun Dia memerintahkan awan [šĕḥāqîm] di atas dan membuka pintu-pintu langit.”Istilah “pintu langit” secara eksplisit terkait dengan awan melalui sinonim puitis Perjanjian Lama Keil dan Delitzsch mengakui bahwa dalam pemikiran Ibrani “menurut representasi Perjanjian Lama, setiap kali hujan deras, pintu atau jendela langit dibuka.”26Jadi istilah ini tidak menggambarkan jendela harfiah di langit, tetapi digunakan secara puitis, cara kiasan untuk mengungkapkan bahwa hujan deras dari heran Van Gemeren menyatakan, sebenarnya, bahwa air di atas langit dalam Mazmur 1484 adalah berbagai bentuk 2 Petrus 35, Petrus Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air,Petrus menyinggung Kejadian 16–10 dengan frasa “dari air dan oleh air” Gk. ex hydatos kai di’ hydatos.Tuhan memisahkan air dari tanah, jadi bagian pertama dari kalimat “keluar” air” secara “dan dengan air” lebih sulit. Ini merujuk, kemungkinan besar, pada fakta bahwa air adalah sarana yang dengannya bumi muncul. Dengan kata lain, saat air surut bumi dengan Yesaya 4022, kata “lingkaran” adalah kata Ibrani ḥûg gUH. Kata yang sama digunakan untuk merujuk untuk lingkaran dan cakrawala dalam Ayub 2214 dan Amsal 8 lain seperti Yesaya 661, 1 Raja-raja 839, dan Mazmur 24 mengajarkan bahwa Allah tinggal di surga ḥûg.30Misalnya , Yesaya 661 berbunyi, “Beginilah firman TUHAN “Langit adalah takhta-Ku, dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku. Di mana rumah yang akan Anda bangun untuk saya?Di mana tempat peristirahatanku?” Kita harus membaca berbagai versi Ayat-ayat Alkitab tentang suatu masalah untuk membedakan pikiran ilahi dan mempelajari apa itu berkonsultasi dengan teks-teks lain, kita pelajari bahwa hug, yang mengacu pada lingkaran di atas bumi dalam Yesaya 4022, juga mengacu pada langit sebagai cakrawala dalam berbagai teks itu, Mazmur 1042–3, 194–5, 1816, dan 2 Samuel 2216 harus dipahami secara seperti matahari bukanlah mempelai laki-laki yang keluar dari kamarnya Mzm 195, demikian pula tidak ada tenda secara harfiah di sekitar bukti kumulatif dari penelitian kami dari empat ayat ini memberitahu kita bahwa Alkitab tidak mengajarkan bahwa bumi memiliki kubah atau kubah di Alkitab mengajarkan bahwa ada hamparan di dimana awan dan matahari dan bulan ditempatkan Kej 115, 17 dan burung-burung terbang Kej 120.Tidak ada jendela atau pintu literal di hamparan. Lebih tepatnya, jendela atau pintu yang terbuka mengacu pada hujan, ketika awan “melepaskan” Dasar• “Dahulu sudah Kauletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu.” Mz 10225; lihat juga 1042; 931.• “Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, dan membuat dia memiliki kursi kehormatan. Sebab TUHAN mempunyai alas bumi; dan di atasnya Ia menaruh daratan.” 1 Sam 28, TIB.• “Tangan-Ku juga meletakkan dasar bumi, dan tangan kanan-Ku membentangkan langit. Ketika Aku menyebut namanya, semuanya bermunculan. Yes 4813; lihat juga Zak 121.Asumsi yang dihasilkan dari interpretasi sesat dari teks-teks ini adalah bahwa bumi memiliki fondasi dan karena itu datar, dan ada pilar yang menopang AlkitabiahKonsep “dasar” menunjuk pada pendirian Allah atas bumi Mzm 7869; 1045; 11990; 1486.31 Ini menjadi lebih jelas ketika kita melihat paralelisme di Mazmur 7869, yang berbunyi, “Ia membangun tempat kudus-Nya setinggi langit, laksana bumi yang didasarkan-Nya untuk selama-lamanya;.”Dia merujuk “secara kiasan pada keteguhan dan stabilitas ciptaan Tuhan.”32 Gagasan tentang fondasi atau pendirian merujuk, oleh karena itu, pada kendali Tuhan yang tidak dapat diubah atas segala sesuatu, baik dan buruk, dan karenanya keunikan Tuhan Ul 3239; Yes 414; 4310; 4812.33Dengan hati-hati membandingkan Kitab Suci dengan Kitab Suci, kita bisa menjauh dari pembacaan literalistik ide “fondasi.”“Tiang-tiang bumi” disebutkan dalam 1 Samuel 28. Ungkapan ini juga harus dipahami dalam konteks alkitabiah yang lebih luas, dan tidak diartikan secara membantu kita lebih memahami ayat ini, mari kita lihat Ayub 267, yang berbunyi, “Allah membentangkan utara di atas kekosongan, dan menggantungkan bumi pada kehampaan..”Tampaknya ayat-ayat ini saling bertentangan bagaimana bumi dapat bersandar pada tiang-tiang dan pada saat yang sama tidak bergantung pada apa pun?Konteks setiap perikop menuntun kita untuk menyadari bahwa para penulis Alkitab menggunakan bahasa kiasan ketika mereka berbicara tentang “tiang-tiang bumi”.Hana mengucapkan kata-kata 1 Samuel 28 selama doa, setelah mendedikasikan putranya Samuel kepada berbicara kata-kata Ayub 267 ketika berbicara dengan teman-temannya tentang kelemahan manusia dalam terang kekuasaan tertinggi puitis semacam ini—yaitu, pilar dan fondasi—umumnya digunakan dalam Kitab Suci untuk menggambarkan bagaimana Tuhan menegakkan dan memelihara Stuart dan Gordon Fee mengingatkan kita bahwa sastra kebijaksanaan, yang diklasifikasikan sebagai Ayub dan Mazmur, sering disalahpahami karena penggunaan bahasa perhatikan apa yang Tuhan katakan kepada Ayub“Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? — Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya? Atas apakah sendi-sendinya dilantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya?” Ayub 384–6.Gagasan bahwa orang Ibrani dan Mesopotamia kuno percaya pada bumi bersudut empat yang sederhana telah dibantah oleh penemuan tablet Mesopotamia yang menunjukkan bahwa empat “sudut” sebenarnya mengacu pada empat arah mata angin di dalam lingkaran Yesaya 1112 dan Yehezkiel 72, dua kata kunci ibrani yang menggambarkan sudut-sudut bumi secara harfiah berbicara tentang “empat sayap” kăn•pôṯʼ.Ini akan menjadi kesalahan untuk mengasumsikan bahwa empat sudut siku-siku sembilan puluh derajat orang Ibrani kuno ingin menggambarkan objek dengan literal sembilan puluh derajat sudut bersudut, seperti sudut rumah, sudut jalan, atau sudut altar, sudut umum istilah yang digunakan adalah pinnah “pojok”.Tuhan menggunakan bahasa kiasan fondasi dan batu penjuru untuk menyampaikan sesuatu tentang pribadi-Nya—Dia adalah Pencipta yang cara yang sama, hewan tidak berbicara dan tertawa, namun Tuhan juga memberi tahu Ayub bahwa kuda itu “tertawa” dalam ketakutan” Ayub 3922, ESV.Ketika kita menafsirkan Kitab Suci, kita berusaha untuk menemukan maksud yang dimaksudkan untuk mengerti genre sastra apa yang digunakan juga sangat penting. Sama seperti kita menggunakan bahasa kiasan hari ini, demikian juga para penulis Kitab Suci sering menggunakan kiasan—terutama dalam literatur yang lebih mudah yang memperkenalkan bagian ini menunjuk pada fondasi sebagai pembentukan Tuhan atas bumi dan harus digunakan untuk menafsirkan teks-teks sulit seperti 1 Samuel 2 Tak Bergerak“Dan matahari berhenti, dan bulan tetap, sampai orang-orang itu membalaskan dendamnya kepada musuh-musuh mereka. Bukankah ini tertulis dalam kitab Yasher? Maka matahari berhenti di tengah-tengah langit, dan tidak segera terbenam kira-kira sehari penuh” Yos 1013.“Gemetarlah di hadapan-Nya hai segenap bumi; sungguh tegak dunia, tidak bergoyang. 1 Taw 1630, TIB.“Fear before him, all the earth the world also shall be stable, that it be not moved”KJVAsumsi yang dihasilkan dari interpretasi sesat dari teks-teks ini adalah bahwa bumi tidak AlkitabiahSeperti bagian-bagian Alkitab lainnya, kita prihatin dengan menemukan niat penulis saat kami mempelajari teks—daripada membaca ide dan praanggapan kita ke dalam ditentukan oleh teks. Prinsip-prinsip yang diuraikan di awal artikel ini akan membantu kita terlibat dalam tugas Kitab Suci yang berpusat pada Tuhan berarti bahwa kita mendekati teks sebagai orang percaya. Teks ini menunjuk pada aktivitas Tuhan—keilahian-Nya, aktivitas supranatural dalam 1013 kadang-kadang dicantumkan tanpa penjelasan, untuk menempatkan model alam semesta yang berpusat pada tersebut tidak menyatakan bahwa matahari bergerak mengelilingi bumi. Seringkali Kitab Suci menggambarkan peristiwa alam dari perspektif pengamat, tetapi ini tidak berarti bahwa perspektif ini mencerminkan setiap aspek realitas—itu hanya memberi tahu kita apa yang kita sadari dengan indra kita, tanpa menggunakan alat investigasi telah berhenti dan jam matahari tidak bergerak tidak berarti matahari mengelilingi sepertinya penulis teks ini tidak terlalu terpaku pada keprihatinan kontemporer kita—matahari berdiri diam atau bulan berhenti—melainkan pada kenyataan bahwa Tuhan menjawab doa Yosua Yos 1014.37Pemanjangan hari memberikan waktu tambahan untuk tentara Israel menghancurkan musuh itu menunjukkan kekuasaan Yahweh atas dewa Kanaan Baal dan Astoret. Dewa matahari dan bulan ini tunduk pada perintah Yahweh dan manusia kita membatasi kekuatan dan kemampuan Tuhan. Kita mencari penjelasan naturalistik dan bukti menegaskan bahwa “hikmat Allah sangat dalam, kuasa-Nya luas. Dia melakukan keajaiban yang tidak mungkin mukjizat yang tidak dapat dihitung” Ayub 94, 10.Yang benar adalah kita tidak dapat menggunakan alasan alami untuk menjelaskan Yosua 1013–14. Jika kita bisa, itu adalah keajaiban, tidak dapat menjelaskan bagaimana keajaiban Tuhan bekerja membuat hari pada jaman Yosua lebih panjang dan dari bagaimana kita menjelaskan Yesus memanggil Lazarus dari kematian Yohanes 1138–44 atau berjalan di Danau Galilea Mat 1422– 33.Sifat yang tidak dapat dijelaskan dari peristiwa ini adalah karena itu mujizat, keajaiban Tuhan dan itu tidak LiteralAku akan mendatangkan atas Elam keempat angin dari keempat penjuru langit dan akan menyerakkan mereka ke segala mata angin ini, sehingga tidak ada bangsa yang tidak kedatangan orang-orang yang berserakan dari Elam. Yeremia 4936Engkau, anak manusia, katakanlah Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tanah Israel Berakhir! Berakhirlah keempat penjuru tanah itu. Yeh 72Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon. Wahyu 71; 208Asumsi yang dihasilkan dari interpretasi sesat dari teks-teks ini adalah bahwa empat penjuru bumi menunjukkan bahwa bumi itu AlkitabiahUngkapan “keempat penjuru negeri” adalah frasa umum di dunia kuno, sama seperti frasa “empat arah kompas” saat dengan frasa dalam Yehezkiel 72, itu hanya merujuk pada Israel lihat Yeh 71. Frasa dalam Wahyu 71 dan Yeremia 4936 adalah ungkapan metafora yang secara geografis mengacu pada seluruh Yunani untuk “sudut/penjuru” dalam Wahyu 71 adalah gonia, yang berarti “sudut” atau “pembagian”.Ini lebih terkait erat dengan pembagian modern yang dikenal sebagai kuadran. Ini tidak menyiratkan bentuk atau bentuk apapun dari Holding mencatat bahwa kata Ibrani yang paling sering diterjemahkan “bumi” dalam Perjanjian Lama adalah erets, yang digunakan untuk merujuk ke bumi tetapi juga menunjuk beberapa bangsa atau wilayah tertentu. , seperti “tanah Hawila” Kej 211, atau mengacu pada sebidang tanah yang ditentukan, seperti yang dibeli oleh Abraham Kej 2315.43Selain itu, mereka yang percaya bumi datar mengklaim bahwa tidak ada ayat dalam Alkitab yang mengatakan bumi adalah sebuah bola berputar berputar mengorbit matahari. Alkitab diam tidak membuktikan atau membantah hal Juga Apakah Bencana Alama hukuman Tuhan?KesimpulanArtikel ini telah memeriksa teks-teks yang digunakan oleh mereka yang percaya bahwa bumi itu datar untuk mendukung klaim diteliti juga mengenai gagasan bahwa ada pilar di bawah bumi, bahwa ada kubah atau kubah di sekitar bumi, dan bahwa bumi tidak memeriksa teks-teks Alkitab, kesimpulan kami adalah bahwa Alkitab tidak mengajarkan bahwa bumi itu datar, atau memiliki kubah atau kubah literal, atau bahwa ada pilar di bawah untuk “bumi datar” dibuat lebih banyak pada pengandaian daripada eksegesis yang bertanggung internet yang menggunakan teks-teks ini sebagai bukti sering memberikan tidak ada penjelasan untuk dan dengan segala hormat kepada para blogger yang mempromosikan pandangan “bumi datar”, mereka menggunakan teks-teks ini di luar konteks, tanpa membaca mengambil teks-teks ini secara harfiah, berdasarkan asumsi yang salah dan dengan hasil yang telah ditentukan oleh pikiran yang salah mengarah pada kesimpulan yang salah; bahkan jika didasarkan pada berbagai teks, mereka tidak akan mengarah pada kebenaran tidak dapat mengambil teks, tidak peduli berapa banyak ayat yang digunakan, jika itu telah diluar mengarah pada doktrin yang salah. Kebenaran alkitabiah harus didasarkan pada pengajaran yang jelas dan konsisten tentang Kitab Suci yang secara serius memperhatikan konteks sejarah, sastra, budaya, dan teks harus dipertimbangkan dalam konteksnya. Kita juga harus mempertimbangkan genre bacaan, karena ini menentukan bagaimana kita membaca dan membuat makna dari satu asumsi yang dibuat beberapa orang adalah bahwa orang-orang Ibrani kuno berhutang budi kepada orang-orang kuno lainnya di Mesopotamia atas pandangan dunia mereka, dan oleh karena itu, teks-teks yang merujuk pada “bumi datar”, sebuah “lengkungan/kubah mengelilingi bumi”, dan “pilar” yang menopang bumi juga mencerminkan pandangan Ibrani penelitian kami, pandangan ini tidak dapat dipertahankan. Herman Bavinck berpendapat bahwa “kisah-kisah penciptaan dalam Kejadian dan Babel sangat berbeda dalam semua hal.”44Gordon Wenham menyatakan bahwa “meskipun Kejadian berbagi banyak praanggapan teologis dunia kuno, sebagian besar kisah-kisah yang ditemukan dalam bab-bab ini paling baik dibaca karena menyajikan pandangan dunia alternatif dari yang umumnya diterima di Timur Dekat kuno.”45Oleh karena itu, Musa menyampaikan pandangan dunia alternative berdasarkan wahyu Tuhan, yang pada beberapa titik bertentangan dengan pandangan dunia kuno dari Timur dekat manusia adalah renungan dalam teks-teks Timur Dekat kuno, sedangkan dalam Kitab Suci manusia adalah puncak kekuatan kreatif Ibrani kuno tidak lebih unggul dari budaya lain; lebih tepatnya, Yahweh hanya memilih untuk menyatakan diri-Nya kepada orang-orang ini untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa di sekitarnya Kej 121-3.Kebenaran didasarkan pada wahyu Allah yang lebih dalam dan kasih penebusan-Nya yang besar Yohanes 316; 1 Yohanes 48.Pembacaan Kitab Suci secara kontekstual yang berpusat pada Tuhan sebenarnya menunjuk pada kuasa dan kedaulatan Tuhan yang tak terlukiskan sebagai penguasaan penciptaan dan apa yang dijelaskan di sana menyediakan kerangka kerja untuk penggunaan teks-teks selanjutnya Ayub 388-11; Mz 1045-9.48Untuk Israel dan untuk kita, Tuhan pencipta adalah Tuhannya perjalanan hidup dengan segala suka dan dunia kuno tidak ada pemisahan antara yang supernatural dan yang alami. Tuhan terlibat secara aktif dalam setiap menit detail dunia. Itu adalah sesuatu yang kita butuhkan dalam dunia B. de Waal, Postgraduate Course Convenor Avondale University College in New South Wales, Christine Garwood, Flat Earth The History of an Infamous Idea London Macmillan, 2007 and Eric Dubay, The FlatEarth Conspiracy New York Thomas Dunne, 2008.2 For some samples of how flat-earth representatives conceive the shape of the earth, see “Maps,” The Flat Earth Society, maps accessed December 16, 2019.3 The flat earth theory is often promoted by a very literalistic interpretation of certain biblical passages. For some resources that try to respond to the flat earth theory on a scientific level, see Robert Carter and Jonathan Sarfati, “A Flat Earth, and Other Nonsense,” Creation Ministries International, last modified December 26, 2019, accessed December 16, 2019 and Nikk Effingham, “How to Reason with Flat Earthers It May Not Help Though,” April 25, 2018, The Conversation, accessed December 16, 2019.⁴ Garwood, Flat Earth, 19– Ibid. See also Edward Grant, The Foundations of Modern Science in the Middle Ages Their Religious, Institutional and Intellectual Contexts Cambridge Cambridge University Press, 1996; Grant, Planets, Stars, and Orbs The Medieval Cosmos, 1200–1687 Cambridge Cambridge University Press, 1994; Grant, Physical Sciences in the Middle Ages Cambridge Cambridge University Press, 1978; Grant, Much Ado About Nothing Theories of Space and Vacuum from the Middle Ages to the Scientific Revolution Cambridge Cambridge University Press, 1981; Grant, God and Reason in the Middle Ages Cambridge Cambridge University Press, 2001; Grant, Science and Religion, 400 to 1550 From Aristotle to Copernicus Westport, CT Greenwood, 2004; Baltimore, MD John Hopkins University Press, 2006; and Grant, A History of Natural Philosophy from the Ancient World to the Nineteenth Century Cambridge Cambridge University Press, 2007.⁶ See “Greek Evidence for the Earth’s Shape and Spin,” Institute of Physics, accessed March 12, 2018.⁷ Randall W. Younker and Richard M. Davidson, “The Myth of the Solid Heavenly Dome Another Look at the Hebrew YQ9r!fa rāqîa,” Andrews University Seminary Studies 49, no. 1 2011 1– Daniel Boorin, The Discoverers New York Random House, 1983, 100– Jeffrey Burton Russell, Inventing the Flat Earth Columbus and the Modern Historians Westport, CT Praeger Publishers, 1997, 2; David Lindberg, Science in the Middle Ages, The Chicago History of Science and Medicine Chicago, IL University of Chicago Press Books, 1980. According to Stephen Jay Gould, “The Late Birth of a Flat Earth,” in Dinosaur in a Haystack Reflections in Natural History New York Three Rivers, 1997, 38–50, “there never was a period of flat Earth darkness’ among scholars regardless of how the public at large may have conceptualized our planet both then and now. Greek knowledge of sphericity never faded, and all major medieval scholars accepted the Earth’s roundness as an established fact of cosmology.” Historians of science David C. Lindberg and Ronald L. Numbers, “Beyond War and Peace A Reappraisal of the Encounter between Christianity and Science,” Church History 55 Cambridge Cambridge University Press, 1986, 338–354, point out that “there was scarcely a Christian scholar of the Middle Ages who did not acknowledge [Earth’s] sphericity and even know its approximate circumference.” The depiction of the earth as a globe can also be seen in the Globus Cruciger the cross-bearing orb that depicts the earth as a globus. As early as AD 215, a coin with the Roman Antoninianus Carinus shows him holding pilum and globe in his hands. Similar depictions are well known from other Roman and European emperors. See the images in “Globus Cruciger,” Wikimedia Commons, last updated September 21, 2019, Globus_cruciger accessed December 17, 2019 and “Globus Cruciger,” accessed December 17, 2019.10 Russell, Inventing the Flat Earth, 4-6, Johannes de Sacrobosco, Tractatus de Sphaera “On the Sphere of the World”, trans. Lynn Thorndike, ca. early thirteenth century; translation published 1949, http//www. accessed July 1, 2019.12 See Matthew Dunn, “The Flat Earth Theory Has Seen a Resurgence, with People Trying to Prove Our Planet is Not a Sphere,” June 1, 2017, accessed March 1, 2018.13 See the discussion in Norman R. Gulley, Systematic Theology Creation, Christ, Salvation Berrien Springs, MI Andrews University Press, 2012, 33– Ibid., xxi, Jacques B. Doukhan, Genesis, Seventh-day Adventist International Bible Commentary Hagerstown, MD Pacific Press, 2016, A genre is a literary type distinguished by its content, particular style, or compositional form of writing. The subject matter, structure, and style are taken into account when identifying genre. Genre is important to understand the communicative nature of texts and helps the reader understand the text’s particular See Carl F. H. Henry, God, Revelation and Authority, Waco, TX Word, 1976, 2 See “Religious References,” Flat Earth Society, accessed December 17, 2019.19 All biblical quotations are from the NKJV, unless otherwise Kenneth Mathews, Genesis 1–1126, New American Commentary Nashville, TN Broadman and Holman, 1996, 150. See also Bruce K. Waltke, Genesis A Commentary Grand Rapids, MI Zondervan, 2001, Hugh Ross, The Genesis Question Scientific Advances and the Accuracy of Genesis Colorado Springs, CO NavPress, 1998, 34, 199, 201. See also Ross, The Fingerprint of God Orange Promise Publishing, 1989, 165–8; Ross, A Matter of Days Resolving a Creation Controversy Colorado Springs, CO NavPress, 2004, 236; John L. Wiester, The Genesis Connection Nashville, TN Thomas Nelson, 1983, 202; Alan Hayward, Creation and Evolution Rethinking the Evidence from Science and the Bible Minneapolis, MN Bethany, 1985, 179–81; and H. Donald Daae, Bridging the Gap The First Six Days Calgary Genesis International Research, 1988, 56–68. 22 Younker and Davidson, “Myth of the Solid Heavenly Dome,” 1– John Sailhamer, “Genesis,” in Expositor’s Bible Dictionary Revised Edition, ed. Tremper Longman III and David E. Garland Grand Rapids, MI Zondervan, 2008, 159. The Hebrew šāmayim has a plural Mathews, Genesis 1–1126, Carl Friedrich Keil and Franz Delitzsch, Commentary on the Old Testament The Pentateuch, Peabody, MA Hendrickson, 1996, 153–54. See further Younker and Davidson, “Myth of the Solid Heavenly Dome,” 2227 William A. VanGemeren, “Psalms,” in The Expositor’s Bible Commentary, ed. Frank E. Gaebelein Grand Rapids, MI Zondervan, 1991, Peter H. Davids, The Letters of 2 Peter and Jude Grand Rapids, MI Eerdmans 2006, Francis D. Nichol, The Seventh-day Adventist Bible Commentary Hagerstown, MD Review and Herald, 1976, 4 Shalom M. Paul, Isaiah 40–66, Eerdmans Critical Commentary Grand Rapids, MI Eerdmans, 2012, VanGemeren, “Psalms,” 649. In the New Testament, the expression “from the foundation of the earth” refers just to the time from the creation of the earth Matt 1315; 2534; Luke 1150; Rev 138; 178. The same is true for “before the foundation” John 1724; Eph 14; 1 Pet 120 and for “since the foundation . . .” Heb 926.32 Ronald F. Youngblood, “1 & 2 Samuel,” in The Expositor’s Bible Commentary, ed. Frank E. Gaebelein Grand Rapids, MI Zondervan, 1992, Hans-Joachim Kraus, Psalms 60–150 A Commentary, trans. Hilton C. Oswald Minneapolis, MN Augsburg Fortress, 1989, 286– Ralph Klein, 1 Samuel, 2nd ed., Word Biblical Commentary Dallas, TX Word, 2008, 10 Gordon D. Fee and Douglas Stuart, How to Read the Bible for All Its Worth, 3rd ed. Grand Rapids, MI Zondervan, 2003, See the depiction of the tablet BagM. Beih 2 no. 98 and the discussion of its meaning in Wayne Horowitz, Mesopotamian Cosmic Geography Winona Lake, IN Eisenbrauns, 1998, 195– Various proposals have been put forward to explain this passage. For a brief overview, see the discussion in Gleason L. Archer, The New International Encyclopedia of Bible Difficulties Grand Rapids, MI Zondervan, 1982, 161–162 and Walter C. Kaiser, Jr., Peter H. Davids, and Manfred T. Brauch, Hard Sayings of the Bible Downers Grove, IL InterVarsity, 1996, 186– Nichol, The Seventh-day Adventist Bible Commentary, 2 Michael Youseff, Joshua Leading the Way Through Eugene, OR Harvest, 2013, Joan S. Morton, Science in the Bible Chicago, IL Moody, 1978, 138, 141. See further Ranko Stefanovic, Revelation of Jesus Christ Berrien Springs, MI Andrews University Press, 2002, See Logos Bible App, Revelation 71 Accessed December 18, 2019.42 Louis A. Brighton, Revelation, Concordia Commentary Saint Louis, MO Concordia, 1999, J. Holding, “The Legendary Flat-Earth Bible,” Christian Research Journal 36, no. 3 2013 Herman Bavinck, Reformed Dogmatics, ed. John Bolt, trans. John Vriend, vol. 2, God and Creation, Grand Rapids, MI Baker, 2004, Gordon J. Wenham, Genesis 1–15, Word Biblical Commentary Waco, TX Word, 1987, 1 Gerhard F. Hasel, “The Polemic Nature of the Genesis Cosmology,” Evangelical Quarterly 46 1974 81– Gulley, Systematic Theology, See further Gerald A. Klingbeil, ed., The Genesis Creation Account and Its Reverberations in the Old Testament Berrien Springs, MI Andrews University Press, 2015.49 John H. Walton, Job, NIV Application Commentary Grand Rapids, MI Zondervan, 2012, comments
Уբеχոጋոф чωታеዠαጤ псоктайЕ ι н
Օጦፄባዐ ιψιсротαзዧՖиኮሊվопθча աнуւቇрич
Ун узе οηиЕዎωձо ιрсукрοм рсикιстα
Αвсሾβዌбрዤш мጁеφи цዝጉеዛи апዧвуբу
RencanaBacaan Alkitab "40 Hari dalam Firman" - oleh Rick Warren hari 4/31 Mazmur 148:4-6 TB (4) Pujilah Dia, hai langit yang mengatasi segala langit,
Nama Lakotani, Billy Aaron Seminar Science and Religion Apakah teori 'bumi datar' flat earth itu Alkitabiah? Pengertian bumi datar Kita akan membahas beberapa ayat yang digunakan didalam video "ternyata bumi DATAR" Ayat pertama didalam video "Ternyata Bumi DATAR 6 Kenapa Berbohong tentang Space Program NASA Hollywood " didalam video dengan durasi waktu 1130 mengutip ayat alkitab didalam Kejadian 17 Maka Allah menjadikan cakrawala KJV Firmament dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Didalam Video itu dikatakan bahwa "Prof. Auguste Piccard mencapai kubah bumi, the firmament, bahasa Alkitab taurat terjemahan King James". Maka Allah menjadikan cakrawala KJV Firmament dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Mari kita melihat apa komentar para ahli mengenai kata Firmament didalam Kejadian 16-8 Pada hari kedua, Allah membuat cakrawala... Kelaparanitu merajalela di seluruh bumi. Maka Yusuf membuka segala lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab makin hebat kelaparan itu di tanah Mesir. AYT (2018) Ketika kelaparan semakin menyebar ke seluruh muka bumi, Yusuf pun membuka semua penimbunan, dan menjualnya kepada orang Mesir. Kelaparan itu terlalu berat di tanah Mesir
Baru-baru ini, konferensi tahunan para penganut teori bumi datar digelar untuk pertama kalinya. Acara Flat Earth International Conference FEIC tersebut dihelat di Raleigh, Carolina Utara, Amerika Serikat pada 9-10 November lalu. Konferensi itu mengklaim bahwa bentuk bumi adalah datar atau seperti bentuk cakram piringan dan bukanlah bulat seperti yang telah diakui para ilmuwan dunia. Salah satu dalil yang mereka kutip adalah bersumber dari Alquran yang menyebutkan bahwa bumi adalah bentuk 'hamparan'. Namun demikian, pakar Alquran Indonesia Dr KH Ahsin Sakho Muhammad mengatakan, teori bumi datar tersebut hanya melihat bentuk bumi dari sisi pandangan mata saja. Namun jika dilihat secara keseluruhan, menurutnya, bumi berbentuk bulat. Ia mengatakan, ada beberapa ayat dalam Alquran yang mendukung teori bahwa Bumi berbentuk bulat. "Seandainya bumi berbentuk cakram, juga tidak akan menambah keimanan kita, juga kalau kita ingkari tidak akan mengurangi keimanan kita. Jadi silakan saja berteori. Tapi, ada tanda-tanda di dalam Alquran, yakni takwir atau qurah, yang artinya bola atau lingkaran," kata Kiai Ahsin, saat dihubungi Jumat 24/11. Dikatakan Kiai Ahsin, dalam surat Az-Zumar ayat 5, menunjukkan bahwa bumi berbentuk seperti bola atau bulat. "Dia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar; Dia menutupkan/menggilirkan takwir malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."Menurutnya, takwir ini berarti 'bola' atau 'menggelindang'. Karena bentuk bumi yang bulat itulah, waktu antara siang dan malam silih sepengetahuannya, teori Big Bang menyebutkan asal mula terbentuknya bumi. Teori ini menyatakan, bahwa alam semesta berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian meledak dan mengembang sekitar miliar tahun yang lalu. Serpihan dari ledakan itu membentuk bumi dan planet-planet lainnya."Sementara ini, baik itu pakar dari Barat dan ulama kaum Muslimin menerima itu. Begitu meledak, partikel yang ada di ruang udara yang hampa itu terus ada. Bahkan, menurut sebagian ulama bahwa partikel-partikel itu masih terus berjalan, yang akhirnya menjadi bumi. Kemudian Allah menjadikan bumi dingin," yang pertama kali ditemukan oleh Abbe Georges Lemaitre, seorang kosmolog asal Belgia pada 1920-an itu, dikatakan Kiai Ahsin, ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Anbiya ayat 30. Yang mana disebutkan, bahwa langit dan bumi pada awalnya menyatu."Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka, mengapakah mereka tiada juga beriman?"Kiai Ahsin juga mengatakan, bahwa bumi berjalan mengelilingi matahari dan bulan mengelilingi bumi. Teori bumi berjalan dalam peredarannya, menurutnya, ditegaskan dalam surat An-Naml ayat 88, yang berbunyi "Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. Begitulah perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."Sedangkan bulan mengitari Bumi seperti terkandung dalam surat Asy-Syam, ayat 1-2. "Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya."Selanjutnya, teori bumi berjalan dan tidak diam juga tercantum dalam surat Yasin ayat 38-40. "Dan matahari berjalan di tempat peredarannya demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga setelah Dia sampai ke manzilah yang terakhir Kembalilah Dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya."Dari ayat tersebut dijelaskan, bahwa semua benda langit termasuk bumi, bulan, matahari, berjalan sesuai garis edarnya. Dalam hal ini, Kiai Akhsin mengatakan, kata 'Yasbahun' atau 'Yasbah' memiliki arti 'berenang'. Maksudnya, semua benda langit itu berenang di cakrawala alam semesta. Dari tim tafsir ilmi Kementerian Agama saat berdiskusi dengan Ketua LIPI Almarhum Prof Umar Anggara Jenie, mereka cenderung mengartikan 'yasbaha' dengan kata 'berenang' dan bukannya menjadi kekuasaan Allah, seluruh benda langit itu tidak saling bertabrakan dan bergerak pada garis edarnya masing-masing. Selanjutnya, Kiai Ahsi menambahkan, bahwa perbedaan waktu antara satu belahan bagian bumi dengan belahan lainnya juga menunjukkan bahwa bumi itu bulat.
Andaikanbumi itu sebesar buah apel, maka kerak bumi itu kira2 setipis kulit apel tsb. Kerak bumi yg mengeras inilah cikal bakal benua (protocontinent) yang nantinya akan terpecah2 spt sekarang. Yang mengalami pembekuan hanya bagian luar permukaan bumi saja, sedangkan bagian dalam masih cair dan membentuk "arus". Hoaks teori bumi datar – Bumi adalah planet ketiga dari Matahari dan terbesar kelima dari delapan planet di tata surya kita. Bumi juga merupakan planet terbesar dari empat planet di tata surya kita. Bumi terkadang disebut dunia atau planet biru. Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu, dan kehidupan muncul di permukaannya setidaknya 3,5 miliar tahun yang lalu. Biosfer Bumi secara perlahan mengubah atmosfer dan kondisi fisik dasar lainnya, memungkinkan regenerasi organisme hidup dan pembentukan lapisan ozon. Lapisan ozon menghalangi radiasi matahari yang berbahaya bersama dengan medan magnet Bumi, memungkinkan organisme mikroskopis untuk beregenerasi dengan aman di darat. Sifat fisik, sejarah geologi, dan orbit Bumi memungkinkan kelangsungan kehidupan. Bumi adalah rumah bagi jutaan makhluk hidup, termasuk manusia. Sumber daya mineral Bumi dan produk biosfer lainnya membantu menyediakan sumber daya untuk mendukung populasi dunia. Wilayah yang dihuni oleh penduduk umi ini terbagi menjadi 200 negara berdaulat yang berinteraksi melalui diplomasi, perjalanan, perdagangan, dan aksi militer. Dari sekian banyak ilmu pengetahuan yang telah menjelaskan karakteristik Bumi beserta biosfernya. Ada sebagian orang yang menganggap Bumi itu datar. Hal ini bertentangan dengan hal yang selama ini kita pelajari bahwa Bumi berbentuk bulat pepat. Buku ini sekilas merespons atas buku Flat-Erath Conspiracy karya Eric Dubay USA dan video konspirasi Bumi Datar buatan Boss Darling Indonesia. Buku ini akan menghadirkan penjelasan dari sisi Aqidah, Tafsir< Sains, Sejarah hingga bagaimana cara menghadapi Elit Global. Oleh karena itu, kali ini Gramedia akan memberikan beberapa teori dan anggapan bagi sebagian orang yang mempercayai bahwa Bumi memiliki bentuk datar. Untuk mengetahui lebih lanjut apa saja teori hoaks dari Bumi datar, mari simak ulasan berikut. Teori Hoaks Bumi Datar1. Bumi Tidak Memiliki Gravitasi2. Pendaratan di Bulan Pertama Merupakan Tipuan3. Bumi Datar Tidak Memiliki Tepi4. Matahari dan Bulan Berukuran Sama Besar5. Satelit Adalah Kepalsuan6. Bumi Bulat Adalah Konspirasi NASA7. Foto Bumi Bulat Adalah Hasil Edit8. Matahari dan Bulan Mengelilingi BumiPertanyaan Sanggahan Untuk Para Penganut Bumi Datar1. Bagaimana Cara Satelit dan GPS Bekerja Jika Bumi Itu Datar?2. Bagaimana Penjelasan Mengenai Gravitasi dan Pembentukan Planet Masa Purba Jika Bumi Berbentuk Datar?3. Bagaimana Penjelasan Perbedaan Waktu dalam Teori Bumi Datar?4. Apakah Ada Foto Asli dari Bumi Datar?5. Sebuah Teori Harus Dapat DiujiKategori BiografiMateri Terkait Masih ada sebagian orang percaya bahwa Bumi itu datar. Mereka telah menentang hal yang selama ini telah dipelajari, bahkan mereka juga otomatis menentang teori dari ilmuwan terdahulu yang telah meneliti Bumi. Berikut adalah teori-teori hoaks dari Bumi datar. 1. Bumi Tidak Memiliki Gravitasi Newton dan Einstein akan sangat marah jika mereka tahu bahwa teori mereka telah dibantah oleh para penganut Bumi datar. Bagaimana sebuah benda bisa jatuh ke tanah? Mereka akan mengatakan bahwa itu adalah hal yang wajar, bukan karena gravitasi. Teori Bumi datar memiliki banyak alasan yang tidak logis untuk pertanyaan ini, seperti gaya elektromagnetik, tekanan atmosfer, dan kepadatan benda yang lebih berat dari sekitarnya. Untuk menyangkal jawaban versi “ilmiah” mereka, terutama untuk alasan terakhir, kita hanya perlu bertanya mengapa kapal dapat mengapung di atas air tanpa meniadakan gravitasi. Mereka berpendapat bahwa bukti bahwa Bumi itu datar adalah fakta, karena sejauh ini para ilmuwan belum dapat menjelaskan secara lengkap cara kerja gravitasi. Alasan yang “lucu”, seperti menganggap kanker tidak ada karena kalian tidak tahu bagaimana reaksinya. 2. Pendaratan di Bulan Pertama Merupakan Tipuan “Pendaratan bulan pertama yang dirancang oleh Neill Armstrong adalah teori konspirasi jadul!” Itulah pendapat dari teori Bumi datar. Semua ini dapat ditempa oleh teknologi, seperti yang dilakukan Hollywood dalam film. Mereka juga menganggap bahwa dengan adanya Photoshop membuat pemalsuan akan lebih mudah. Bahkan, mereka juga merasa bahwa astronaut dibayar oleh pemerintah untuk membohongi para manusia di Bumi. Mungkin menarik bagi astronaut mengajak mereka untuk naik pesawat ruang angkasa. 3. Bumi Datar Tidak Memiliki Tepi Salah satu hal utama yang diyakini kelompok ini adalah bahwa Bumi itu datar dan tidak bulat. Terlepas dari perkataan kuno Pythagoras, Plato, Aristoteles, dan bukti terbaru bahwa komunikasi modern dibangun di atas Bumi yang bulat, mereka masih mengklaim bahwa Bumi itu datar karena kelihatannya seperti itu. Sebenarnya sangat mudah untuk membuktikan bahwa Bumi tidak datar tanpa mengandalkan ilmu pengetahuan dan kepercayaan para pemikir Yunani kuno. Lihat bagaimana bayangan Bumi dapat membuat bulan terlihat seperti terbelah. Fakta lain terlihat dari gambar kapal yang berdiri sejajar dengan matahari di atas ufuk. Hal paling sederhana adalah kalian dapat melihat kelengkungan planet Bumi jika kalian naik pesawat. Mungkin bukti paling nyata adalah fakta bahwa di awal perjalanan kalian bisa lurus ke satu arah dan kembali ke tempat yang sama. Penganut Bumi datar percaya bahwa orang berjalan dalam lingkaran daripada garis lurus. Mereka juga percaya bahwa hanya ada satu kutub, Kutub Utara. Antartika adalah perbatasan dunia yang tak terbatas. 4. Matahari dan Bulan Berukuran Sama Besar Mereka percaya bahwa bulan dan matahari memiliki ukuran yang sama. Untuk membuktikan hipotesis mereka, beberapa penduduk Bumi menghabiskan banyak waktu untuk mengatur ulang matahari. Mengenai siklus waktu yang menyebabkan siang dan malam, mereka percaya bahwa matahari dan bulan adalah “lampu”. Mereka bergantian “memandikan” Bumi dalam terang dan gelap. Gagasan ini tidak menjelaskan bagaimana matahari dan bulan dapat terbit dan terbenam, atau jeda waktu yang terjadi di bagian lain dunia. 5. Satelit Adalah Kepalsuan Gravitasi tidak ada, pendaratan di bulan palsu, dan bahkan satelit pun tidak nyata. GPS yang biasa digunakan untuk menentukan lokasi kita di peta elektronik juga dikatakan tidak ada. Mereka pikir itu semua palsu. Jadi apa penjelasan “ilmiah” mereka untuk ini? Pseudo-satelit, atau sratolite adalah istilah merek dagang untuk stasiun pangkalan dan balon udara yang digunakan orang untuk “memalsukan” bahwa Bumi itu bulat. Klaim mereka tampaknya adalah bahwa Amerika Serikat berhasil menerbangkan balon di atas Korea Utara untuk merekam aktivitas misil dan program nuklirnya. 6. Bumi Bulat Adalah Konspirasi NASA Penganut Bumi datar percaya bahwa permukaan Bumi itu datar. Mereka mengklaim bahwa Bumi bulat adalah konspirasi Badan Antariksa Amerika Serikat NASA dan lembaga pemerintah lainnya. Menurut teori Bumi datar yang terkenal mengatakan bahwa Bumi adalah piringan dengan Kutub Utara di tengah dan Kutub Selatan, dinding es setinggi 150 kaki di sekeliling lingkaran. Menurut mereka, personel NASA melindungi dinding es agar orang tidak naik ke piringan dan tidak jatuh. 7. Foto Bumi Bulat Adalah Hasil Edit Komunitas Bumi datar percaya bahwa foto-foto yang menunjukkan kebulatan Bumi telah diedit. Mereka juga mengatakan bahwa perangkat GPS dirancang untuk mengelabui pilot pesawat agar percaya bahwa mereka terbang dalam garis lurus di sekitar bola, meskipun mereka benar-benar terbang dalam lingkaran di piringan Bumi. Tidak ada pernyataan resmi tentang motif di balik teori Bumi datar. Tetapi, para pendukung teori Bumi datar percaya itu ada hubungannya dengan keuangan. “Singkatnya, secara logis jauh lebih murah untuk memalsukan daripada benar-benar memiliki program luar angkasa. Jadi mereka yang mendapat keuntungan konspirasi dari pendanaan yang diterima NASA dan badan antariksa lainnya dari pemerintah,” Pendapat mereka mengenai pemalsuan adanya bumi bulat yang diambil dari halaman FAQ situs web Bumi datar. 8. Matahari dan Bulan Mengelilingi Bumi Teori Bumi datar menggambarkan siklus siang dan malam yang terjadi dalam setiap hari karena pergerakan matahari dan bulan. Matahari dan bulan adalah bola berukuran 51 kilometer yang bergerak dalam lingkaran mil km di atas bidang Bumi. Mereka percaya bahwa ada “antimoon” tak terlihat yang memakan bulan selama gerhana bulan. Pertanyaan Sanggahan Untuk Para Penganut Bumi Datar Berikut adalah pertanyaan bagi para penganut Bumi datar. Pertanyaan ini tentu untuk meyakinkan mereka apakah teori yang telah mereka percaya itu sesuai dengan fakta ilmiah yang ada. Berikut adalah pertanyaan sanggahan untuk para penganut Bumi datar. Perdebatan bentuk Bumi ini dalam tataran praktis ternyata memengaruhi paradigma dalam penentuan arah kiblat umat Islam. Namun, hal tersebut dapat ditengahi melalui suatu kaidah sains sederhana yang di dalam e-book ini diuraikan melalui teori dialektika. 1. Bagaimana Cara Satelit dan GPS Bekerja Jika Bumi Itu Datar? GPS atau Global Positioning System adalah peta digital yang berkaitan dengan navigasi, peta digital atau chart dan sistem pelacakan berdasarkan citra satelit. Science Learn mencatat bahwa setidaknya ada empat satelit yang harus mengorbit Bumi untuk membuat peta secara digital. Cara kerja satelit adalah mengelilingi objek planet yang berbentuk lingkaran, bukan datar. Inilah mengapa teori relativitas Einstein berlaku di sini, yaitu bahwa kecepatan satelit harus mampu mengatasi apa yang disebut distorsi ruang dan waktu. Kecepatan satelit di orbit adalah hingga km/jam. Kecepatan gerak ini harus terjadi di orbit di sekitar planet berbentuk bulat. Jika bentuknya datar, segitiga atau trapesium, maka gerakan satelit tidak mungkin terjadi pada orbit suatu benda planet. Ada para pendukung teori bumi datar yang mengatakan bahwa peta GPS bisa didapatkan dari menara yang ada di bumi. Jika demikian, bagaimana menara menangkap objek waktu nyata di berbagai wilayah di Bumi? Selain itu, tidak ada satu pun menara di Bumi ini yang mencapai langit. 2. Bagaimana Penjelasan Mengenai Gravitasi dan Pembentukan Planet Masa Purba Jika Bumi Berbentuk Datar? Gravitasi merupakan salah satu kekuatan fundamental alam yang dapat membentuk planet bahkan alam semesta. Situs ilmu fisika menjelaskan bahwa setiap benda memiliki tarikan gravitasi yang berbeda. Namun, gravitasi selalu hadir dalam benda-benda dengan massa. Hal ini dibuktikan dengan hukum gravitasi Newton dan teori relativitas Einstein. Satu-satunya bentuk gravitasi logis dalam pembentukan planet-planet tua adalah bentuk bulat. Objek dan senyawa di alam semesta berkumpul dan terus berputar karena tarikan gravitasi yang besar, akhirnya menciptakan planet yang bulat. Penjelasan ini adalah penjelasan ilmiah tentang hubungan antara gravitasi dan pembentukan planet. Lantas bagaimana penjelasan teori bumi datar ini dari sudut pandang gravitasi? Apakah konsep gravitasi berbeda antara bumi datar dan bumi bulat? 3. Bagaimana Penjelasan Perbedaan Waktu dalam Teori Bumi Datar? Para ilmuwan sering mengandalkan sains untuk memberikan bukti yang valid tentang Bumi yang bulat. Di satu sisi, mereka yang mengaku ahli teori bumi datar tidak pernah memberikan bukti yang sah kepada pihak lain. Bagaimana teori Bumi Datar menjelaskan sistem kerja dan perbedaan waktu yang dialami oleh Bumi? Bagaimana dengan matahari terbit dan terbenam? Kenapa bisa terjadi siang atau malam? Semuanya tidak bisa dijawab dengan jelas oleh teori bumi datar. Yang ada sebenarnya adalah kebalikan dari beban pembuktian. Ilmuwan Bumi bulat terus memberikan bukti. Mungkin teori bumi datar yang harus memberikan bukti yang valid untuk menyangkal teori bumi bulat. Faktanya, teori Bumi datar telah menantang sains beberapa kali, tetapi gagal dengan sendirinya, seperti yang dijelaskan di halaman Live Science. Ujung-ujungnya, teori ini hanya berkutat pada kesimpulan yang menjurus pada pseudosains, bahkan teori konspirasi. 4. Apakah Ada Foto Asli dari Bumi Datar? Sanggahan ilmiah ini tampak seperti sanggahan tanpa akhir yang tidak akan pernah bisa dijawab oleh teori Bumi datar. Jikabumi memang berbentuk datar maka tunjukkan foto asli yang mengatakan bumi itu datar. Namun sayang hasilnya tidak ada. Untuk mendukung teori ini, tidak ada foto asli yang dapat ditampilkan. Faktanya, semua foto dan bukti menunjukkan bahwa bumi itu bulat. Tentu saja, dengan asumsi foto itu palsu, teori bumi datar dengan cepat menyangkalnya. Jadi, apakah mereka memiliki gambaran bumi datar yang sebenarnya? Ada banyak astronaut dan kosmonaut dari berbagai negara di dunia yang telah bekerja di luar angkasa dan membuktikan bahwa Bumi itu bulat. Paling tidak, Flat Earth Society perlu mengirimkan astronaut untuk membuktikan bahwa Bumi itu datar. 5. Sebuah Teori Harus Dapat Diuji Pernyataan tanpa bukti, penelitian, asumsi dan paradigma hanyalah pernyataan pribadi. Sementara itu, sebuah teori ilmiah harus diuji kebenarannya. Jika teori ini dapat dipatahkan maka teori ilmiah baru akan digunakan sebagai landasan ilmiah terbaru dan paling valid. Polos dan sederhana, bukan? Tes dan pembuktian ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, sains tidak bisa hanya mengandalkan klaim sepihak tanpa bukti dan pengujian empiris. Teori Bumi datar seperti klaim yang tidak didasarkan pada bukti empiris dan pengujian. Bukti yang lemah dan kurangnya pengujian membuat teori Bumi datar hanya menjadi klaim pribadi tanpa dasar empiris yang jelas. Dalam buku ini, Eric Dubay mengungkap bukti-bukti ilmiah tak terbantahkan bahwa bumi itu datar, bukan bulat. Jika kalian penasaran mengenai pendapat dari Eric Dubay mengenai bentuk bumi, kalian bisa membaca dan melihat apa saja bukti-bukti yang disertakan. Grameds, demikianlah artikel mengenai bumi datar beserta teori dan pertanyaan sanggahan terhadap penganut teori bumi datar. Tentu orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang banyak akan mengatakan bahwa bumi itu berbentuk bulat, karena bukti tersebut sudah sering kita lihat. Jika kalian ingin mempelajari lebih dalam mengenai bumi dan juga antariksa atau pun ilmu sains lain, kalian bisa membeli buku yang tersedia di Gramedia. Gramedia sebagai SahabatTanpaBatas telah menyediakan buku berkualitas yang bisa kalian miliki. Yuk Grameds, beli bukunya sekarang juga! ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien Musamemakai dua frase yang berbeda, yaitu "taman di Eden" ( gan-be 'ēden, 2:8, 10), selanjutnya taman itu disebut "Taman Eden" ( gan-'ēden, 2:15; 3:23-24). Kata "Eden" sendiri (tanpa rujukan tentang taman), muncul di Kejadian 4:16 "ia tinggal di tanah Nod, di sebelah timur Eden". Untuk mengetahui posisi persis dari Taman Understanding the eschatology of each group or ecclesiastical school is quite diverse because this subject is indeed a difficult thing. This paper, Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab The Influence of Flat Earth Cosmology in Bible Eschatology, aims to re-explore biblical texts relating to eschatology or the end of time. Of all the biblical texts available, it is found that the end times do not talk about the destruction of the earth and/or the universe and replace it with something completely or absolutely new, but only include natural disasters without destroying the absolute earth and/or the universe, so it is the renewal of the earth/universe that exists, now, inhabited by humans. This paper is the result of library research using the historical-critical hermeneutic method of the biblical texts used, including the two-source theory for the synoptic gospels. What is intended in this paper is that many eschatological texts or the texts discuss about the end times in the Bible, both Old Testament as also the New Testament, are strongly influenced by the understanding of flat-earth cosmology, so that reading of these biblical texts should not be carried out using the understanding of modern round-earth cosmology round. AbstrakPemahaman eskatologi masing-masing kelompok atau aliran gerejawi cukup beragam karena memang pokok ini adalah hal yang sulit. Makalah ini, Pengaruh Kosmo-logi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab, bertujuan untuk menggali ulang teks-teks biblis yang berkaitan dengan eskatologi atau akhir zaman. Dari semua teks biblis yang ada, maka ditemukan bahwa akhir zaman tidak berbicara mengenai penghancuran bumi dan/atau alam semesta dan menggantikannya dengan sesuatu yang sepenuhnya atau mutlak baru, melainkan hanya menyertakan bencana-bencana alam tanpa menghancur-kan mutlak bumi dan/atau alam semesta, sehingga itu merupakan pembaruan bu-mi/alam semesta yang ada, yang sekarang, yang didiami manusia. Makalah ini merupa-kan hasil penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode hermeneutik historis-kritis atas teks-teks biblis yang digunakan, termasuk teori dua sumber bagi Injil-injil sinoptik. Yang hendak dibuktikan dalam makalah ini adalah terdapat banyak teks eskato-logis atau tentang akhir zaman dalam Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru yang sangat dipengaruhi oleh pemahaman kosmologi bumi datar flat-earth cosmology, sehingga pembacaan teks-teks biblis tersebut tidak boleh dilakukan dengan menggunakan pemahaman kosmologi bumi bulat round-earth cosmology. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 90 Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Asigor P. Sitanggung Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta asigorps DOI Abstract Understanding the eschatology of each group or ecclesiastical school is quite diverse because this subject is indeed a difficult thing. This paper, Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab The Influence of Flat Earth Cosmology in Bible Eschatology, aims to re-explore biblical texts relating to eschatology or the end of time. Of all the biblical texts available, it is found that the end times do not talk about the destruction of the earth and/or the universe and replace it with something completely or absolutely new, but only include natural disasters without destroying the absolute earth and/or the universe, so it is the renewal of the earth/universe that exists, now, inhabited by humans. This paper is the result of library research using the historical-critical herme-neutic method of the biblical texts used, including the two-source theory for the synoptic gospels. What is intended in this paper is that many eschatological texts or the texts discuss about the end times in the Bible, both Old Testament as also the New Testament, are strongly influenced by the understanding of flat-earth cosmology, so that reading of these biblical texts should not be carried out using the understanding of modern round-earth cosmology round. Keywords cosmology; destruction of the earth; end times; eschatology; flat earth; natural disasters; renewal of the earth Abstrak Pemahaman eskatologi masing-masing kelompok atau aliran gerejawi cukup beragam karena memang pokok ini adalah hal yang sulit. Makalah ini, Pengaruh Kosmo-logi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab, bertujuan untuk menggali ulang teks-teks biblis yang berkaitan dengan eskatologi atau akhir zaman. Dari semua teks biblis yang ada, maka ditemukan bahwa akhir zaman tidak berbicara mengenai penghancuran bumi dan/atau alam semesta dan menggantikannya dengan sesuatu yang sepenuhnya atau mutlak baru, melainkan hanya menyertakan bencana-bencana alam tanpa menghancur-kan mutlak bumi dan/atau alam semesta, sehingga itu merupakan pembaruan bu-mi/alam semesta yang ada, yang sekarang, yang didiami manusia. Makalah ini merupa-kan hasil penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode hermeneutik historis-kritis atas teks-teks biblis yang digunakan, termasuk teori dua sumber bagi Injil-injil sinoptik. Yang hendak dibuktikan dalam makalah ini adalah terdapat banyak teks eskato-logis atau tentang akhir zaman dalam Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru yang sangat dipengaruhi oleh pemahaman kosmologi bumi datar flat-earth cosmology, sehingga pembacaan teks-teks biblis tersebut tidak boleh dilakukan dengan menggunakan pemahaman kosmologi bumi bulat round-earth cosmology. Kata kunci akhir zaman; bencana alam; bumi datar; eskatologi; kosmologi; pembaharuan bumi; penghancuran bumi Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online Volume 3, No 1, Juni 2020; 90-101 Available at Asigor P. Sitanggung Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 91 1. Pendahuluan Eskatologi berasal dari kata εχαο eskhatos yang berarti yang terakhir’ atau hal-hal yang terakhir’.Eskatologi berarti cabang ilmu teologi yang mempelajari atau memba-has topik akhir zaman. Yang dimaksud dengan akhir zaman adalah berakhirnya alam semesta ciptaan Tuhan dan digantikan dengan bumi baru dan langit baru. Eskatologi sendiri mencakup periode waktu yang panjang, bahkan sangat panjang. Bagi aliran teologi tertentu, malah periode eskatologis dimulai sejak kebangkitan Yesus Kristus. Kebangkitan-Nya dipahami sebagai permulaan zaman akhir ἐχά ου ͂ ν ἡ μερ͂ ν. Ujung dari zaman akhir adalah akhir zaman υνελείᾳ οῦ αἶ νο, yaitu kedatangan-Nya kembali. Merriam-Webster Dictionary mendefinisikan kosmologi sebagai a sebuah cabang metafisika yang berkaitan dengan natur alam semesta, atau sebuah teori yang menjelas-kan tatatan alam semesta; b sebuah cabang astronomi yang berurusan dengan asal-mula, struktur, dan relasi-relasi waktu-tempat dari alam semesta, atau teori-teori yang berhubungan dengan hal-hal dengan demikian dapat dipahami sebagai sebuah bagian dari ilmu pengetahuan. Namun dalam konteks makalah ini, definisi pertama yang digunakan, yaitu teori atau paham atau gagasan yang menjelaskan tatanan alam semesta, yang juga mencakup bumi. Dalam makalah ini, yang hendak dibuktikan adalah bahwa kosmologi bumi datar yang dipahami pada umumnya oleh masyarakat kuno yang menghasilkan Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru memengaruhi secara kuat gagasan akhir zaman dalam Alkitab. Kosmologi bumi datar mesti dipahami untuk memahami apa yang dimaksud oleh Alkitab ketika ia berbicara tentang akhir zaman dan tidak boleh dibaca dalam pemahaman kosmologi bumi bulat yang modern. Ketika upaya dekonstruksi ini dilakukan, maka ditemukan bahwa Alkitab tidak sedang mengajarkan gagasan tentang akhir zaman yang menghancurkan secara menyelu-ruh bumi dan/atau alam semesta, melainkan merestorasi alam. Akhir zaman biblis hanya menyertakan bencana alam tetapi bukan destruksi total atas bumi dan alam semesta. 2. Metode Penelitian Makalah ini merupakan hasil penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode her-meneutik historis-kritis atas teks-teks biblis yang digunakan. Yang hendak dibuktikan dalam makalah ini adalah banyak teks-teks eskatologis atau tentang akhir zaman dalam Alkitab khususnya Perjanjian Baru sangat dipengaruhi oleh pemahaman kosmologi bumi datar flat-earth cosmology, sehingga pembacaan teks-teks biblis tersebut tidak boleh dilakukan dengan menggunakan pemahaman kosmologi bumi bulat round-earth cosmology. Pembaca-pembaca modern modern readership mesti membaca teks-teks Douglas ed. penyelia Ensiklopedia Alkitab Masa Kini jilid 1 Jakarta YKBK, 1995, 286. entri cosmology. BIA’ Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual, Vol 3, No 1 Juni 2020 Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 92 eskatologis dalam Alkitab tersebut sebagaimana dipahami oleh orang-orang pada masa teks-teks tersebut muncul dan ditulis. 3. Pembahasan Kosmologi Yunani Kuno Mitologi Yunani – Bumi itu Bulat atau Datar? Kebanyakan filsuf Yunani pra-Sokrates meyakin bahwa bumi adalah datar. Beberapa ahli berkata bahwa para pengikut Pithagoras yang mengajarkan kosmologi bumi bulat spherical. Sebagian lain mengatakan bahwa Parmenides yang pertama kali meng-ajukan gagasan tersebut. Namun sebaliknya, Plato, dalam bukunya Phaedo 110b, menegaskan bahwa bumi itu bulat. Aristoteles juga kemudian berargumen bahwa bumi itu bulat. Aristoteles memperoleh banyak pengikut. Walau demikian, lawannya tidak kalah kuat. Di antara mereka adalah, Thales, Simplicius dan Anaxagoras. Namun dalam perjalanan sejarah, argumentasi-argumentasi Anaxagoras dkk. lebih diterima oleh publik pada zaman itu. Plato dan kemudian Aristoteles gagal dalam menyakinkan masyarakat bahwa bumi adalah memberikan argumentasi matahari yang dalam pengamatan bergerak dari Timur ke Barat dari titik pengamatan di bumi menghasilkan horizon yang datar. Menurut Couprie, Aristoteles tidak benar-benar mampu mengalahkan argumentasi Anaxagoras. Padahal menurutnya, itu sesungguhnya adalah ilusi optikal. Konklusi horizon datar akan tetap didapat, entah seseorang berpandangan kosmologi bumi datar ataupun bumi bulat. Gambar 1 Model kosmologi bumi datar yang diyakini oleh budaya- budaya kuno termasuk Mesir, Yunani-Romawi, dan juga Ibrani. © Dirk L. Couprie, Heaven and Earth in Ancient Greek Mythology New York Springer, 2011, h. 181. Jean-Claude Pecker, Understanding the Heavens Thirty Centuries of Astronomical Ideas from Ancient Thinking to Modern Cosmology Berin Springer Verlag, 2001, 43. Thales dan filsuf-filsuf Yunani lainnya memiliki pemahaman kosmologi bumi datar yang sama dengan budaya-budaya kuno lainnya, seperti Mesir dan Ibrani. Couprie, Heaven and Earth, 181. Couprie melakukan sebuah kajian yang menarik sekali, dengan menggunakan argumentasi kedua belah pihak, dan melihat bagaimana Aristoteles tidak berhasil melihat bahwa itu bergeraknya matahari. Asigor P. Sitanggung Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 93 Οὐραν dalam Mitologi Yunani Kuno Dalam Alkitab Perjanjian Baru, οὐραν οuranos seringkali digunakan untuk merujuk kepada tiga hal yang berbeda, yaitu langit, angkasa ataupun surga. Dalam bahasa Latin, ia disebut Uranus. Dalam mitologi Yunani kuno, Ouranos adalah dewa personifikasi dari langit. Ouranos adalah anak sekaligus suami dari Gaia, putri dari Chaos. Ia adalah salah satu dewa primordial protogenos atau yang pertama. Orang-orang Yunani kuno membayangkan langit Yun. οὐραν sebagai sebuah dome atau kubah yang solid dari kuningan, didekorasi dengan bintang-bintang, di mana sudut-sudutnya turun hingga batasan-batasan paling jauh dari bumi datar. Ouranos juga dipahami sebagai langit secara harfiah, sama halnya dengan Gaia Gaea adalah bumi secara harfiah. Ouranos and Gaia memiliki 12 putra dan 6 putri. Ia mengurung yang paling tua dari anak-anaknya – raksasa Kyklopes Cyclopes – Mata Satu dan Hekatonkheires Hundred Handers – Ratusan Tangan –jauh ke dalam perut bumi. Karenanya, Gaia menderita sakit yang luar biasa dan membujuk anak-anak Titannya untuk memberontak. 4 dari anaknya berasa di sudut-sudut bumi, siap untuk menangkap ayah mereka ketika ia turun ke bu-mi, sementara anak kelima, Khronos Cronus, mengambil tempat di tengah dan menge-birinya dengan sabit adamantine logam mitologis yang tidak bisa patah. Darah dewa langit tertumpah ke bumi, yang melahirkan Erinyes Furies and the Gigantes raksasa-raksasa yang penuh raja para titan, dan istrinya Rhea berkuasa atas dunia para dewa. Namun Ouranos meramalkan kejatuhan para Titan dan penghukuman yang akan mereka derita karena kejahatan mereka, bahwa salah satu anak dari Khronos akan mengalahkan mere-ka– sebuah nubuat yang digenapi oleh Zeus yang membuang kelima saudara tersebut ke dalam Tartaros. Terjadinya perang antara para Titan melawan Zeus dan kelompok-nya, yang seringkali disebut Olympians. Dalam versi lain, Khronos sendiri yang memakan lima anaknya yang pertama, dan Rhea menyelamatkan Zeus dari terkaman Khronos, ia dikebiri, Ouranos tidak pernah lagi menutupi bumi di malam hari, dan tia-da lagi kelahiran. Ia adalah langit yang dipahami oleh orang-orang Yunani kuno sebagai kubah perunggu yang ditopang oleh Atlas sang raksasa. Dalam puisi-puisi Homerik, Ouranos kadangkala menjadi nama alternatif bagi Olympus sebagai tempat kolektif dewa-dewa. Olympus hampir selalu digunakan sebagai rumah dari dewa-dewa Luke Roman dan Monica Roman, Encyclopedia of Greek and Roman Mythology New York Facts on File, 2010, 508. Michael Taft ed., Greek Gods and Goddesses New York Britannica, 2014, 120. Roman, Encyclopedia of Greek, 508. Kathleen Daly dan Marian Rengel, Greek and Roman Mythology A to Z New York Facts on File, 2004,130; Robin Hard, The Routledge Handbook of Greek Mythology London Routledge, 2004, 68. Michelle M. Houle, Gods and Goddesses in Greek Mythology Berkeley, Enslow Publisher, 2001, 30. BIA’ Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual, Vol 3, No 1 Juni 2020 Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 94 Olympian, namun Ouranos seringkali merujuk kepada langit alamiah yang ada di atas kita tanpa berbicara mengenai dewa-dewa, yang secara bersama tinggal di atas sana. Tahta mula-mula para dewa adalah Gunung Olympus, yang mana kemudian tradisi epik pada zaman Homer diubah menjadi ke langit, Ouranos. Ouranos menjadi sejak saat itu langit nun jauh yang menjadi tempat kediaman tidak sering muncul dalam kesenian Yunani tetapi gambaran Mesir tentang dewi langit Nut menggambarkan bagaimana ia dibayangkan raksasa, pria dengan penuh bintang dan kaki serta tangan yang panjang, berbaring di semua empat sudut, dengan ujung-ujung jari tangannya di timur jauh dan jempol kakinya di barat jauh, dan tubuhnya membentuk kubah langit. Dalam periode Romawi, ia digambarkan sebagai Aeon atau Aion, dewa waktu yang abadi, dengan bentuk seorang pria memegang roda zodiak, berdiri di atas Gaia yang berbaring Bumi.Kosmologi Yahudi Kuno Narasi Kejadian Dalam upaya revisi Alkitab Perjanjian Lama oleh LAI, salah satu usulan revisi yang menarik perhatian terkait pokok bahasan makalah ini adalah pada revisi narasi penciptaan dalam Kitab Kejadian. Kejadian 11-24, TB LAI menggunakan istilah cakrawala’ yang merupakan terjemahan dari ַ עיִק ָר raqiyah. Istilah ַ עיִק ָר secara harfiah berarti lempengen cekung’atau kubah’. LAI dalam upaya revisi Perjanjian Lama menggantinya dengan lempengan cakrawala’ ay. 7a dan kubah’ ay. 7b, 8, 14, 15, 17. Hal ini disampaikan dalam Konsultasi Nasional Revisi Alkitab Terjemahan Baru Konas TB2, 7-9 Februari 2018 di Caringin, Jawa Barat. Informasi lisan yang diterima beberapa waktu setelah Konas ini berakhir, terjemahan kubah’ ini ditolak. Nampaknya, ada semacam dialektika dalam mengusulkan istilah lempengan’ dan kubah’ dalam upaya revisi tersebut. Dialektika yang dimaksud adalah antara meng-gunakan pemahaman modern real readers terkait kosmologi atau menggunakan pema-haman kuno terkait kosmologi yang dipahami oleh masyarakat penerima asli implied readers narasi penciptaan ini. Dalam usulan revisi tersebut, berarti LAI memilih untuk mengikuti pemahaman kosmologi kuno yang dipahami masyarakat Ibrani kuno sebagai penerima penciptaan dalam Kitab Kejadian pasal 1 merupakan bagian dari pemahaman kosmologi bumi datar orang-orang Ibrani The Routledge Handbook, 80. Couprie, Heaven and Earth, 7. Brown-Driver-Briggs, dan Strong, entri ַ עי ִק ָר. LAI, Merajuk Kebersamaan dalam Sabda Konsultasi Nasional Revisi Alkitab terjemahan Baru Konas TB2 Jakarta LAI, 2018, 37, 45-47. Hal ini didiskusikan oleh Anwar Tjen, dalam Merajut Kebersamaan, 37. Untuk mendalami pokok ini, lihat John Walton, The Lost World of Genesis One Ancient Cosmology and the Origins Debate Downers Grove Intervarsity Press, 2009, 14. Asigor P. Sitanggung Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 95 Gambaran Umum Perjanjian Lama Perjanjian Lama memberikan gambaran matahari-bumi yang jelas merupakan sebuah gambaran dari pemahaman kosmologi bumi datar. Matahari selalu disebut terbit dari timur dan terbenam di sebelah barat di sepanjang Perjanjian Lama. Dari 164 ayat yang menyebutkan matahari, sekitar 100 ayat berbicara menyangkut matahari yang terbit dan terbenam. Dengan kata lain, matahari digambarkan oleh Perjanjian Lama sebagai benda penerang langit yang bergerak mengitari bumi. Dari semua teks itu, narasi dalam Kitab Yosua adalah yang paling menarik. Yosua 1012-13 berisikan narasi di mana Yosua berdoa meminta matahari dan bulan berhenti bergerak, dan sesuai dengan doanya, maka matahari dan bulan pun berhenti bergerak. Memahami bahwa inilah konteks pada zaman Yosua, para penafsir mengabaikan kemus-tahilan tindakan ini. Mereka umumnya memahami bahwa ini adalah tindakan yang digambarkan dalam narasi Yosua menghentikan matahari ini tentu merupakan gambaran yang jelas bukan hanya pada pengaruh besar pemahaman kosmologi bumi datar melainkan juga pemahaman tatasurya geosentris dan bukan heliosentris. Kosmologi bumi datar memang selalu berkaitan dengan pemahaman tatasurya atau lebih tepatnya, tatabumi yang geosentris. Ini menjadi semacam dua sisi satu mata uang. Kosmologi-Eskatologi dalam Perjanjian Baru Injil-injil Injil-injil sinoptik adalah injil-injil yang menceritakan biografi pelayanan Yesus dari perspektif yang sama dan menyusunnya secara kronologis. Injil-injil sinoptik adalah Markus, Matius dan Lukas. Dari ketiganya, Markus adalah injil tertua. Matius dan Lukas menggunakan Markus sebagai sumber mereka. Selain Markus, para ahli menyatakan bahwa Matius dan Lukas menggunakan sumber hipotetis untuk kisah-kisah yang tidak ada dalam Markus. Sumber hipotetis ini disebut Sumber Q dari kata Quelle’ bahasa Jerman yang berarti sumber-sumber’. Markus tidak banyak berkisah tentang akhir za-man. Satu-satunya narasi tentang eskatologi atau akhir zaman adalah Markus 13. Narasi Markus 13 ini bisa dilihat sebagai nubuat akan akhir zaman. Namun ia juga bisa dilihat sebagai suatu vaticinium ex eventu harf. nubuat setelah kejadian, yaitu bahwa Markus menyampaikan suatu kejadian yang sudah terjadi dalam bentuk sebuah narasi Matius, eskatologi atau akhir zaman dan yang terkait dengan itu dibahas lebih banyak, yaitu dibahas dalam pasal 24 dan 25. Namun pasal 24 merupakan kutipan dari Markus 13 yang kemudian disertai tambahan-tambahan. Pasal 25 adalah khas Matius. Karena tidak ada baik dalam Markus maupun dalam Lukas, maka pasal 25 dipahami sebagai bersumber dari sumber ketiga, yang seringkali disebut Sondergut M. Gordon Mitchell, Together in the Land A Reading of the book of Joshua Sheffield Sheffield Academic Press, 1993, 88. Victoria Balabanski, Eschatology in the Making Mark, Matthew and Didache Cambridge Cambridge University Press, 1997, 70-72. BIA’ Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual, Vol 3, No 1 Juni 2020 Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 96 Serupa dengan Matius, dalam Lukas eskatologi atau akhir zaman dan yang terkait dengan itu merupakan kutipan dari Markus yang hanya disertai tambahan-tambahan. Narasi eskatologis ini ada dalam Lukas 21. Injil Yohanes tidak membahas tentang eskatologi atau akhir zaman secara khusus dengan gamblang. Ia hanya sedikit di sana-sini menyebutkan secara tidak langsung bahwa Tuhan akan datang kembali dan membawa murid-murid-Nya ke rumah Bapa karena Ia telah menyediakan rumah di sana Yoh. 143. Selebihnya, Yohanes tidak memberikan penjelasan apapun terkait eskatologi. Karena Markus 13, Matius 24 dan Lukas 21 adalah sama, dan Markus merupakan sumber dari Matius dan Lukas untuk narasi ini, maka makalah ini hanya membahas Markus 13. Struktur Markus 13 Ayat 1-2 Nubuat keruntuhan Bait Allah di Yerusalem Ayat 3-11 Tanda-tanda kedatangan nubuat ay. 1-2 Ayat 14-23 Datangnya Sang Pembinasa Keji Ayat 24-27 Kedatangan Anak Manusia Ayat 28-31 Pelajaran dari pohon Ara Ayat 32-37 Tiada yang tahu hari atau waktunya Ayat 1 berisikan ungkapan kekaguman para murid akan Bait Suci Yerusalem. Ayat ini menunjukkan kompleks Bait Allah, dan bukan hanya Bait Allah saja, tetapi semua bagiannya, termasuk istana Imam Besar dan bangunan-bangunan lain. Ayat 2 berisikan perkataan nubuat Yesus bahwa Bait Suci tersebut akan diruntuhkan. Dikatakan bahwa tidak satupun dibiarkan satu batu terletak di atas batu lain. Semua akan diruntuhkan dan dihancurkan. Perspektif akan Konteks Markus 131-2 Sebagian ahli biblika Perjanjian Baru akan menyatakan bahwa narasi Markus 131-2 merupakan suatu Vaticinium ex eventu, yaitu narasi berbentuk nubuat yang sesung-guhnya ditulis melihat ke belakang. Atas dasar pemahaman ini, maka mereka meyakini bahwa dengan demikian Markus ditulis pada tahun 70-an. Jika melihat dari perspektif ini, maka ini bukan nubuat eskatologis atau akhir zaman. Namun sebagian ahli lain berkata bahwa narasi ini bisa juga dipahami sebagai nubuat. Argumentasinya adalah bahwa Zakharia juga, beberapa abad sebelum kelahiran Yesus sudah bernubuat akan kehancuran Yerusalem lih. Zak. 14. Atas dasar pemahaman ini, maka mereka meyakini bahwa Markus ditulis pada tahun 60-an. Bila demikian, maka ini adalah nubuat dan dapat dikategorikan sebagai nubuat eskatologis atau akhir 5-13 Jawaban Yesus Yesus kemudian memberikan jabaran akan kejadian-kejadian eskatologis, bahwa akan ada mesias-mesias palsu ay. 5-6, akan ada peperangan tetapi belum kesudahannya ay. 7, akan ada persekusi ay. 9, Injil akan diberitakan ke seluruh dunia ay. 10 dan kemudian persekusi diulangi ay. 12-13. Balabanski, Eschatology in the Making, 71-72. Asigor P. Sitanggung Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 97 Ayat 24-27 Kedatangan Anak Manusia Bagian ini adalah bagian apokaliptik dari Injil Markus yang menunjukkan gagasan kos-mologinya. Sesudah siksaan yang diceritakan di atas, matahari menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya ay. 24. Kemudian bintang-bintang berjatuhan dan kuasa-kuasa langit akan goncang ay. 25. Anak Manusia datang di awan-awan ay. 26. Malaikat-malaikat datang mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari segala penjuru ay. 27. Bila melihat penjabaran bagian ini, maka penjelasan bintang-bintang berjatuhan dan kuasa-kuasa langit akan goncang merupakan gambaran yang dipengaruhi oleh kos-mologi bumi datar yang dipahami baik oleh orang-orang Ibrani kuno, Mesir kuno atau-pun Yunani-Romawi kuno. Namun sebagian penafsir mengabaikan hal ini. Bintang-bintang yang dipahami sebagai dekorasi langit berjatuhan menimpa bumi ay. 25, na-mun bumi tidak hancur sama sekali, bahkan Anak Manusia digambarkan bersama para malaikat mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi ay. 27. Membaca teks ini sebagai bagian dari gambaran pemahaman kosmologi bumi datar, maka menjadi wajar bila bintang-bintang, yang hanyalah dekorasi langit, berjatuhan me-nimpa bumi, bumi tetap ada dan banyak orang tetap hidup. Kisah para Rasul Kisah Para Rasul 16-11 menceritakan tentang kenaikan Yesus ke surga. Ayat 9 menya-takan bahwa Yesus terangkat sampai awan-awan menutupi-Nya. Ayat 10 menyatakan mereka menatap ke langit waktu Ia naik. Kehadiran dua orang berpakaian putih, yang dipahami sebagai malaikat, menegaskan bahwa Yesus terangkat ke surga. Kisah yang tentunya diyakini historis ini bercerita bahwa Yesus ke surga dengan cara terangkat ke atas, menembus awan-awan. Tentunya ini juga gambaran kosmologi bumi datar. Eskatologi dalam Surat-surat Dalam Corpus Paulinum atau Surat-surat Paulus, tidak banyak bagian yang membahas tentang eskatologi, khususnya dalam kaitan dengan kosmologi bumi datar. Dalam 1 Korintus 15, Paulus membahas tentang kebangkitan, yang dimulai dari kebangkitan Kristus, kebangkitan orang-orang mati dan kemudian kebangkitan tubuh. Namun tidak disinggung gagasan tentang kosmologi bumi datar. Dalam eskatologi 1 Korintus, kedekatan kedatangan kembali Kristus terlihat. 1 Kor. 1551 menyatakannya “Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah…” Istilah “kita” yang digu-nakan dalam kalimat ini bagi banyak ahli yang dimaksud adalah Paulus dan jemaat 1 Cf. Timothy J. Geddert, Believer’s Church Bible Commentary Mark Scottdale Herald Press, 2001, 314, 315; W. R. Telford, The Theology of the Gospel of Mark Cambridge Cambridge University Press, 1999, 208. BIA’ Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual, Vol 3, No 1 Juni 2020 Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 98 Korintus serta semua orang percaya lainnya pada zaman itu. Namun ada juga yang menyatakan bahwa yang dimaksud adalah orang-orang percaya saat itu Tesalonika Surat 1 Tesalonika adalah surat yang ditulis paling awal oleh Rasul Paulus kepada jema-at di Tesalonika. Paulus menegaskan bahwa Anak Allah akan datang kembali. Ia datang dari surga di mana akan ada murka, namun para pengikut-Nya akan dihindarkan dari murka 1 Tes. 110. 1 Tes. 413-18 - Kedatangan Tuhan yang dekat accelerated coming Bagian ini berbicara tentang eskatologi dan kedatangan Tuhan Parousia. Konteks bagi-an ini adalah jemaat yang berduka tentang saudara-saudara mereka yang telah mati. Je-maat tidak tahu tentang orang-orang yang telah mati. Mungkin mereka berpikir bahwa orang-orang yang sudah mati akan lenyap begitu saja. Karenanya Paulus kemudian mengatakan bahwa orang-orang mati dikumpulkan Allah bersama-sama Dia Yesus. Ini berbeda dengan pemahaman Perjanjian Lama tentang Sheol di mana orang-orang mati dikumpulkan di dunia orang mati. Yang hidup tidak akan mati melainkan akan menga-lami kedatangan Tuhan. Nampaknya Paulus menantikan kedatangan kembali Tuhan saat ia masih hidup. Pada hari kedatangan Tuhan, malaikat berseru dan sangkakala ber-bunyi. Ia datang/turun dari surga. Orang-orang mati akan bangkit lebih dulu Perjumpaan di Angkasa Paulus menyatakan bahwa “kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa” 1 Tes. 45. Frasa “kita yang hidup, yang masih tinggal” ἡ μεῖ οἱ ζ͂ νε οἱ περιλειπό μενοι yang digunakan dalam teks merujuk kepada Paulus dan jemaat Tesalonika. Paulus meyakini kedatangan Tuhan akan terjadi saat ia masih hidup dan jemaat Tesalonika masih hidup. Fakta bahwa ia dipenggal mati pada tahun 64-65, menunjukkan bahwa nubuat ini tidak terjadi atau gagal. Hal ini sejajar dengan 1 Korintus 1550-52. Ada perjumpaan di angkasa antara Tuhan dan para pengikut-Nya. Berkumpul di awan-awan, di angkasa. Angkasa yang mana? Gambaran perjumpaan ini menunjukkan pengaruh kosmologi kuno bumi datar. 2 Petrus Surat ini berisikan tentang kedatangan Tuhan pada 2 Petrus 31-13. 2 Petrus 310 me-nyatakan “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.” Kemudian, 2 Petrus 312 menyatakan “yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena Anthony C. Thiselton, 1 and 2 Thessalonians through the Centuries Oxford Willey & Blackwell, 2011, 117. Arthur L. Moore, New Century Bible 1 and 2 Thessalonians London Nelson, 1969, 67. Asigor P. Sitanggung Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 99 nyalanya.” Kelly melihatnya sebagai sebatas bencana kosmik. Apa yang dinyata-kan dalam kedua ayat tersebut, langit akan lenyap’ dan langit akan binasa dalam api’ hanya mungkin terjadi dalam pemahaman kosmologi kuno bumi yang datar. Langit di sini dipahami serupa dengan yang muncul dalam narasi penciptaan di Kitab Kejadian. Penutup Sebelum memulai bagian ini, perlu diperhatikan bahwa makalah ini tidak mengusulkan suatu bentuk rekonstruksi yang final melainkan mengajak para pembaca untuk turut memikirkannya dan bergumul bersama untuk membangun rekonstruksi bersama. Rudolf Bultmann mengatakan bahwa pernyataan dalam 1 Tesalonika 417 “kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa” tidak boleh dipahami secara ksomologis melain-kan secara eksistensial. Artinya, semua yang dikisahkan adalah bersifat mitologis, sehingga tidak boleh ditafsirkan secara kosmologis sebagai urutan-urutan kejadian kosmologis yang akan terjadi di masa yang akan datang. Gagasan Bultmann hadir menanggapi kritik para fisikawan sejak awal abad keduapuluh terhadap kosmologi yang dianut Gereja dan para teolognya. Walau demikian, hingga saat ini kosmologi ber-nuansa bumi datar masih memengaruhi teologi banyak berkaitan dengan argumentasi Bultmann tersebut, maka sesungguhnya Pengakuan Iman Rasuli maupun Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel mengakui hadirnya dunia tiga lapis, yaitu bumi, surga di mana Yesus naik, dan dunia orang mati di mana Yesus turun. Ini sesungguhnya adalah warisan pengaruh kosmologi bumi datar, yang memahami alam memiliki struktur tiga rangkap, atas ouranos, langit atau surga, tengah kosmos, bumi dan bawah Hades dunia orang mati ataupun Tartaros atau neraka. Bila ini tidak akan diubah, maka katekumen-katekumen mesti dididik bahwa ini bukanlah konteks kosmologis dalam perspektif modern melainkan konteks kosmologis pada zaman dahulu. Walaupun demikian, demitologisasi Bultmann sudah ditentang oleh banyak orang karena sebetulnya dengan demikian, jika program demitologisasi diterapkan secara konsisten, ia malah bertentangan dengan theisme; ia bertentangan dengan passio Christi, bahwa Kristus benar-benar telah mati dan bangkit. Pannenberg menentang hal ini. Baginya, divine intervention justru sangat fundamental bagi setiap pemahaman religius akan kata lain, divine intervention diyakini masih dimungkinkan untuk Kelly, A Commentary on the Epistles of Peter and Jude London A&C Black, 1969, 364. Rudolf Bultmann, New Testament Mythology, ed. Schubert M. Ogden. Philadelphia Fortress, 1984 isalnya lih. M. Davidson, “Modern Cosmology and Theologians” dalam Vistas Astronomy, vol. 1 Elservier Science, 1955 167-168. Matan Shapiro, “Brajisalem Biblical Cosmology, Power Dynamics and the Brazilian Political Imagination” dalam Ethnos Journal of Anthropology 2019, DOI Wolfhart Pannenberg, Basic Questions in Theology, vol. 3 London SCM, 1973, 68. BIA’ Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual, Vol 3, No 1 Juni 2020 Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 100 terjadi. Maka kombinasi dari keduanya dapat dipertimbangkan, yaitu bahwa divine intervention tetap ada, namun pemahaman kosmologi diubah. 4. Kesimpulan Karenanya upaya yang diusulkan adalah rekonstruksi atas teks-teks eskatologis tersebut. Yang pertama, adalah dekonstruksi atau membongkar terlebih dahulu teks-teks yang dibangun dalam pemahaman kosmologi bumi datar tersebut sekaligus melihat teks dalam perspektif tersebut. Kedua, rekonstruksi atau membangun ulang teks-teks tersebut, dengan menaruhnya pada konteks kini. Dengan demikian, kosmologi yang dimiliki adalah tidak lagi bumi datar melainkan bumi bulat, tidak lagi kosmosentris melainkan heliosentris, dan tidak lagi berjenjang tiga, dunia bawah-dunia tengah-dunia atas tetapi sebagai satu kesatuan. Karenanya, upaya rekonstruksi yang dapat dianjurkan kemudian adalah melakukan reinterpretasi terhadap teks-teks eskatologis yang berbasis kosmologi bumi datar, kosmosentris dan dunia tiga tingkat, dan kemudian menggantinya dengan kosmologi bumi bulat, heliosentris dan dunia yang utuh. Sebagai contoh, teks Markus 1325 menyatakan bahwa bintang-bintang akan berja-tuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan guncang, tetapi bumi tetap ada ay. 27 dan tidak menjadi hancur. Dengan demikian, teks ini tidak lagi dipahami demikian dan diterima secara harfiah. Bila dipahami secara harfiah, maka sesungguhnya hal ini mustahil terjadi. Satu bintang saja matahari adalah bintang menimpa bumi, bumi pasti hancur-lebur dekonstruksi teks. Maka yang dapat digambarkan ulang adalah terja-dinya bencana alam yang besar namun tidak menghancurkan bumi rekonstruksi teks. Implikasi lain yang membuka kemungkinan penelitian selanjutnya adalah pemaha-man tentang surga dan neraka yang bersifat lokalistik. Surga yang dipahami di atas dan neraka di bawah merupakan hasil pengaruh dari kosmologi bumi datar. Ini membuka ruang untuk penelitian biblis lebih lanjut mengenai surga dan neraka dalam pembacaan kosmologi bumi bulat. Referensi Balabanski, Victoria. Eschatology in the Making Mark, Matthew and Didache Cambridge Cambridge University Press, 1997 Bultmann, Rudolf. New Testament Mythology, ed. Schubert M. Ogden. Philadelphia Fortress, 1984. Couprie, Dirk L. Heaven and Earth in Ancient Greek Mythology, New York Springer, 2011. Davidson, M. “Modern Cosmology and Theologians” dalam Vistas Astronomy, vol. 1 Elservier Science, 1955 167-168. Daly, Kathleen dan Marian Rengel, Greek and Roman Mythology A to Z, New York Facts on File. Douglas, ed. penyelia Ensiklopedia Alkitab Masa Kini jilid 1, Jakarta YKBK, 1995. Geddert, Timothy J. Believer’s Church Bible Commentary Mark, Scottdale Herald Press, 2001. Hard, Robin. The Routledge Handbook of Greek Mythology, London Routledge, 2004. Asigor P. Sitanggung Pengaruh Kosmologi Bumi Datar dalam Eskatologi Alkitab Copyright© 2020; BIA’, ISSN 2655-4666 print, 2655-4682 online 101 Houle, Michelle M. Gods and Goddesses in Greek Mythology, Berkeley, Enslow Publisher, 2001. Kelly, A Commentary on the Epistles of Peter and Jude, London A&C Black, 1969. LAI, Merajuk Kebersamaan dalam Sabda Konsultasi Nasional Revisi Alkitab Terjemahan Baru Konas TB2, Jakarta LAI, 2018. Mitchell, Gordon. Together in the Land A Reading of the Book of Joshua, Sheffield Sheffield Academic Press, 1993. Moore, Arthur L. New Century Bible 1 and 2 Thessalonians, London Nelson, 1969. Pannenberg, Wolfhart. Basic Questions in Theology, vol. 3. London SCM, 1973. Pecker, Jean-Claude. Understanding the Heavens Thirty Centuries of Astronomical Ideas from Ancient Thinking to Modern Cosmology, Berin Springer Verlag, 2001. Roman, Luke dan Monica Roman, Encyclopedia of Greek and Roman Mythology, New York Facts on File, 2010. Shapiro, Matan. “Brajisalem Biblical Cosmology, Power Dynamics and the Brazilian Political Imagination” Ethnos Journal of Anthropology 2019, DOI Taft Michael, ed., Greek Gods and Goddesses, New York Britannica, 2014. Thiselton, Anthony C. 1 and 2 Thessalonians through the Centuries, Oxford Willey & Blackwell, 2011. Walton, John. The Lost World of Genesis One Ancient Cosmology and the Origins Debate, Downers Grove Intervarsity Press, 2009. Roy Charly HP SipahutarArtikel ini adalah suatu upaya mencari makna ekoteologis dari teks penciptaan yang ada dalam Sastra Hikmat Perjanjian Lama. Subordinasi tema penciptaan dengan tema teologi lain dalam Perjanjian Lama membuatnya tidak dapat berbicara secara utuh. Demikian pula upaya yang dilakukan dalam menggali tema penciptaan biasanya hanya seputar teks dalam kitab Kejadian, hal tersebut menafikan bahwa ada bagian lain dalam Perjanjian Lama yang berbicara lantang tentang tema penciptaan ini. Oleh karena itu tulisan ini mencoba mengeksplorasi tema penciptaan dari bagian Sastra Hikmat Perjanjian Lama dengan menggunakan metode studi pustaka, meneliti sumber-sumber referensi dari penelitian yang berkaitan dengan teks terpilih dan mengimplementasikannya bagi tanggung jawab umat terhadap pemeliharaan alam. Hasil penelitian mengemukakan bahwa manusia adalah ciptaan yang bertanggung jawab menjamin keteraturan alam, hikmat Tuhan memampukan manusia untuk menjadi sahabat alam. Matan ShapiroBased on fieldwork with Brazilian neo-Pentecostal pilgrims to the Holy Land and ongoing survey of social media in this article I argue that Brazilian neo-Pentecostals increasingly imagine Brazil as a Promised Land and the Brazilian People as the People of God. Here, different substances associated with the Holy Land, the Jewish People and Jesus Christ are used to disperse in Brazil divine power, which is seen to emanate from God. This imaginary seeks to replace the hegemony of the democratic ethos of power in Brazil, which is seen to emanate bottoms-up from the Brazilian People. I associate this process with the conservative wave sweeping through the Brazilian political system and show what a Brazilian political imagination whose spiritual and moral centre is located in Biblical Jerusalem may look like. Dirk CouprieIn Miletus, about 550 together with our world-picture cosmology was born. This book tells the story. In Part One the reader is introduced in the archaic world-picture of a flat earth with the cupola of the celestial vault onto which the celestial bodies are attached. One of the subjects treated in that context is the riddle of the tilted celestial axis. This part also contains an extensive chapter on archaic astronomical instruments. Part Two shows how Anaximander 610-547 blew up this archaic world-picture and replaced it by a new one that is essentially still ours. He taught that the celestial bodies orbit at different distances and that the earth floats unsupported in space. This makes him the founding father of cosmology. Part Three discusses topics that completed the new picture described by Anaximander. Special attention is paid to the confrontation between Anaxagoras and Aristotle on the question whether the earth is flat or spherical, and on the battle between Aristotle and Heraclides Ponticus on the question whether the universe is finite or infinite. “In this book, Dirk L. Couprie presents his efforts at clarifying the views of the pioneers of theoretical cosmology. It covers the crucial period from about the middle of the sixth until the middle of the fourth century with its focus on the magnificent figure of Anaximander. The book by Dirk Couprie constitutes an important and in several respects indispensable contribution to this field.” Dmitri Panchenko St. Petersburg State UniversityPhiladelphia Fortress, 1984 30 hiseltonRudolf BultmannRudolf Bultmann, New Testament Mythology, ed. Schubert M. Ogden. Philadelphia Fortress, 1984 30 hiselton, 119.. M Isalnya LihDavidsonisalnya lih. M. Davidson, "Modern Cosmology and Theologians" dalam Vistas Astronomy, vol. 1 Elservier Science, 1955 Routledge Handbook of Greek Mythology, London RoutledgeRobin HardHard, Robin. The Routledge Handbook of Greek Mythology, London Routledge, and Goddesses in Greek MythologyMichelle M HouleHoule, Michelle M. Gods and Goddesses in Greek Mythology, Berkeley, Enslow Publisher, N D KellyKelly, A Commentary on the Epistles of Peter and Jude, London A&C Black, 1969. LAI, Merajuk Kebersamaan dalam Sabda Konsultasi Nasional Revisi Alkitab Terjemahan Baru Konas TB2, Jakarta LAI, in the Land A Reading of the Book of JoshuaGordon MitchellMitchell, Gordon. Together in the Land A Reading of the Book of Joshua, Sheffield Sheffield Academic Press, L MooreMoore, Arthur L. New Century Bible 1 and 2 Thessalonians, London Nelson, 1969. Pannenberg, Wolfhart. Basic Questions in Theology, vol. 3. London SCM, 1973. Pecker, Jean-Claude. Understanding the Heavens Thirty Centuries of Astronomical Ideas from Ancient Thinking to Modern Cosmology, Berin Springer Verlag, 2001.
FacebookTwitterBulatAtau Datar, Bumi Bukan Untuk Eksploitasi Oleh : Agus Dian Zakaria S.E (Jurnalis Radar []
Apa kehendak Allah bagi bumi? ”Inilah firman Yehuwa, . . . Pembentuk bumi . . . , yang tidak menciptakannya dengan percuma, yang membentuknya untuk didiami.”—Yesaya 4518. APA KATA ORANG Banyak orang yakin bahwa bumi muncul begitu saja. Menurut ajaran beberapa agama, bumi adalah tempat sementara yang Allah gunakan untuk menguji manusia, apakah layak diupahi dengan kehidupan surgawi atau pantas dihukum dengan api neraka. APA KATA ALKITAB Alkitab mengatakan bahwa ”Allah menciptakan langit dan bumi”. Kejadian 11 Ia memberi tahu pasangan manusia pertama, ”Beranakcuculah dan bertambah banyak dan penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, tundukkanlah . . . segala makhluk hidup yang merayap di bumi.” Kejadian 128 Allah menyebut-nyebut soal kematian hanya dalam hal yang berkaitan dengan ketidaktaatan. Kejadian 217 Itu berarti bahwa Allah bermaksud menjadikan bumi sebagai tempat tinggal abadi bagi manusia. Allah ingin agar bumi dipenuhi dengan orang-orang taat yang memeliharanya dan menghuninya untuk selamanya. Akankah bumi hancur? ”Ia telah menjadikan bumi di tempatnya yang tetap; yang tidak akan digoyahkan sampai waktu yang tidak tertentu, atau selama-lamanya.”—Mazmur 1045. APA KATA ORANG Para ilmuwan telah memperkirakan berbagai keadaan yang bisa membuat bumi hancur atau tak bisa dihuni. Menurut mereka, ada hal-hal yang bisa mengancam keberadaan manusia. Misalnya bencana alam, seperti tabrakan benda langit dengan bumi, letusan gunung berapi yang superdahsyat, kematian matahari, atau pemanasan global. Ada juga bencana akibat ulah manusia, seperti perang nuklir atau serangan senjata biologis. APA KATA ALKITAB Kehendak Allah bagi bumi belum berubah. Firman Allah jelas berkata, ”Bumi tetap berdiri bahkan sampai waktu yang tidak tertentu.” Pengkhotbah 14 Selain itu, bumi akan terus dihuni. Alkitab berkata, ”Orang-orang adil-benar akan memiliki bumi, dan mereka akan mendiaminya selama-lamanya.”—Mazmur 3729. MENGAPA PENTING UNTUK TAHU? Karena percaya bahwa bumi akhirnya akan hancur, ada yang menjarah sumber daya bumi yang berharga. Ada juga yang hidup hanya untuk hari ini dan kehilangan harapan akan masa depan. Ini bisa membuat hidup mereka kurang bermakna atau tanpa tujuan. Sebaliknya, jika percaya bahwa kita bisa hidup selamanya di bumi, kita kemungkinan akan membuat keputusan yang bermanfaat bagi kita dan keluarga kita, bahkan sampai di masa depan. Apakah tujuan akhir manusia adalah surga? ”Mengenai langit, langit adalah milik Yehuwa, tetapi bumi telah diberikannya kepada putra-putra manusia.”—Mazmur 11516. APA KATA ORANG Banyak orang percaya bahwa semua orang baik akan pergi ke surga. APA KATA ALKITAB Surga adalah milik Allah, tapi bumi adalah untuk manusia. Alkitab berbicara tentang ”bumi yang berpenduduk yang akan datang”. Ibrani 25 Yesus adalah manusia pertama yang naik ke surga, dan Alkitab menunjukkan bahwa ada orang-orang pilihan lain yang akan pergi ke surga untuk suatu tujuan khusus. Bersama Yesus, mereka akan ”memerintah sebagai raja-raja atas bumi”.—Penyingkapan Wahyu 59, 10; Lukas 1232; Yohanes 313. MENGAPA PENTING UNTUK TAHU? Alkitab sebenarnya tidak mengajarkan bahwa semua orang baik akan pergi ke surga. Kalau Allah membawa semua orang baik ke surga, itu berarti Ia gagal melaksanakan kehendak-Nya yang mula-mula bagi bumi. Itu juga berarti bahwa janji-Nya tentang kehidupan abadi di bumi tidak benar. Sebaliknya, Firman Allah berjanji, ”Berharaplah kepada Yehuwa dan ikutilah jalannya, dan ia akan meninggikan engkau untuk memiliki bumi.”—Mazmur 3734.
Amilenialismeitu adalah istilah yang diberikan kepada paham yang menyatakan bahwa tidak akan ada pemerintahan Kristus selama 1.000 tahun secara harafiah. Orang-orang yang menganut kepercayaan ini disebut amilenialis. Awalan "a" dalam amilenialis berarti "bukan" atau "tidak.". Karena itu, amilenialis berarti "tidak ada milenium.".
Jawaban Alkitab Apa artinya ”keempat ujung bumi” dalam Alkitab? Ungkapan ”keempat ujung bumi” dan ”ujung-ujung bumi” dalam Alkitab tidak bisa diartikan apa adanya, seolah-olah bumi itu berbentuk persegi atau ada ujungnya. Yesaya 1112; Ayub 373 Sebaliknya, ungkapan itu sebenarnya memaksudkan seluruh permukaan bumi. Alkitab juga menggunakan istilah empat arah mata angin untuk memaksudkan hal yang serupa.​—Lukas 1329. Istilah Ibrani yang diterjemahkan menjadi ”ujung” kelihatannya adalah ungkapan yang berasal dari kata ”sayap”. ”Karena sayap burung dibentangkan untuk memayungi anak-anaknya,” menurut The International Standard Bible Encyclopedia, ”[istilah Ibrani ini] mengandung gagasan tentang bagian tepi dari sesuatu yang direntangkan.” Karya referensi itu juga menjelaskan bahwa dalam Ayub 373 dan Yesaya 1112, ”istilah itu berarti pesisir, batas, atau tepi permukaan daratan di bumi”.b Bagaimana dengan peristiwa saat Yesus digoda Iblis? Sewaktu menggoda Yesus, Iblis membawa dia ”ke sebuah gunung yang luar biasa tinggi dan memperlihatkan semua kerajaan di dunia dan kemuliaannya”. Matius 48 Karena kisah itu mengatakan bahwa hal-hal itu bisa dilihat dari suatu lokasi tertentu, ada yang beranggapan bahwa seluruh bumi itu datar. Tapi, ”gunung yang luar biasa tinggi” kelihatannya hanyalah suatu ungkapan, tidak memaksudkan gunung sungguhan. Perhatikan kenapa kesimpulan itu masuk akal. Kita tidak bisa melihat semua kerajaan di dunia ini dari puncak gunung mana pun di bumi. Iblis tidak hanya memperlihatkan kepada Yesus semua kerajaan tapi juga ”kemuliaannya”. Perincian seperti itu tidak mungkin bisa dilihat dari jauh. Jadi, Iblis sepertinya membuat Yesus melihat hal-hal itu melalui semacam ilusi atau penglihatan. Ini mungkin mirip dengan seseorang yang memakai layar bioskop untuk menunjukkan gambar-gambar dari berbagai tempat di bumi. Catatan lain tentang kisah ini menunjukkan bahwa Iblis ”dalam sekejap memperlihatkan kepada [Yesus] semua kerajaan dunia”. Lukas 45 Secara alami, mata manusia tidak bisa melihat hal-hal itu dalam sekejap. Ini menunjukkan bahwa semua hal itu tidak benar-benar ada di depan Yesus, tapi Iblis menampilkannya dengan cara lain.

Allahmerupakan sang pencipta dan di dalam Alkitab yakni Kejadian 1:1 tertulis jika "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi". Allah juga sudah menyatakan tentang keberadaan Diri-Nya lewat penciptaan yang sudah tertulis dalam Alkitab, Mazmur 19:2 "Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya".

PENDAPAT KELOMPOK PRO Kelompok ini percaya bahwa bumi itu DATAR karena Alkitab menuliskan, diantaranyaDan. 410-11 Adapun penglihatan yang kudapat di tempat tidurku itu, demikian di tengah-tengah bumi ada sebatang pohon yang sangat tinggi; pohon itu bertambah besar dan kuat, tingginya sampai ke langit, dan dapat dilihat sampai ke ujung seluruh bumiPendapat Ayat diatas tersebut membuktikan bahwa si penulis alkitab menganggap bahwa bumi itu datar, karna tidak mungkin orang bisa melihat seluruh bagian bumi walaupun orang tersebut berada diatas pohon dan gunung tertinggi di dunia sekalipun. Ini menunjukkan bahwa hal itu hanya berlaku jika bumi itu 194-6 195-7 tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahariyang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya. Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas Pada ayat tersebut selain menunjukkan bahwa matahari mengelilingi bumi, juga dikatakan bahwa TIDAK ADA YANG TERLINDUNG DARI PANAS SINARNYA. Hal ini membuktikan bahwa Alkitab menganut paham bahwa bumi itu DATAR. Kerena bumi yang bulat tidak mungkin bisa tersinari oleh matahari secara penuh. Pasti ada bagian yang terlindung dari sinar juga kristen yg mengatakan bahwa bumi itu bulat berdasarkan ayat berikut 4022 Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman!Ayat hasil perkosaan dari LAI tersebut sama sekali tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, LAI dengan sengaja merubah ayat alkitab demi meluruskan niat mereka untuk menutupi kebobrokan alkitab. Dan mari kita bandingkan dengan ayat alkitab versi KJV berikut 4022 It is he that sitteth upon the circle of the earth, and the inhabitants thereof are as grasshoppers; that stretcheth out the heavens as a curtain, and spreadeth them out as a tent to dwell inDan sekarang coba kita lihat ayatnya dalam bahasa Ibrani berikut ini Yesaya 4022 הישב על־חוג הארץ וישביה כחגבים הנוטה כדק שמים וימתחם כאהל לשבתDisana dikatakan bentuk bumi ialah "Circle" atau lingkaran, dan dalam kitab Yesaya dalam bahasa aslinya, yakni bahasa Ibrani, kita akan mendapatkan kata berikut "ח֣וּג" yang artinya "Circle/Lingkaran". Jadi kesimpulannya menurut alkitab bentuk bumi itu serupa dengan uang koin yg berbentuk lingkaran saya tambahkan sendiri tentang kata-kata dalam Alkitab yang mendukung teori iniUjung-ujung bumi Ul. 2849; 3317; Neh. 19; Ayb. 2829; Maz. 1914; 658; 1357; Yes. 89; 135; 2416; Luk. 1131; Kis. 18. Keempat penjuru Bumi & ujung langit ke ujung langit lainnya Mat. 431; Mar. 1327.PENDAPATKELOMPOK KONTRAKelompok ini percaya bahwa bumi itu BULAT karena Alkitab menuliskan, diantaranyaYes. 4022Pada saat ilmuwan Nicolas Copernicus mengatakan bahwa matahari adalah pusat dari tata surya dan Christopher Columbus berusaha meyakinkan orang bahwa bumi adalah bulat. Reaksi masyarakat pada waktu itu adalah mengatakan kedua orang ini adalah orang China Chung-Kuo kuno mempunyai pemahaman bahwa bumi ini datar sehingga negara mereka disebut "negara kerajaan tengah" 中- ZHONG/CHUNG = tengah; 国 – GUO/KUO = negara, negara lain merupakan negara-negara pinggiran belaka. kata Ibrani חוג - KHUG, khet - vav – gimel, bermakna lingkaran, bulatan, atau apa saja yang bulat dan tidak memiliki sudut. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan circle, circuit, compass. Asal katanya adalah kata kerja dengan kata yang sama חוג - KHUG yang berarti melingkari, mengelilingi, menggambarkan suatu bulatan. Menurut Gesenius's Lexicon kata ini bermakna a circle, menerjemahkan kata Ibrani חוג - KHUG dengan γυρο - GUROS. Kata inilah yang diserap menjadi kata "GYRO" dalam bahasa Inggris. Pagninus menerjemahkan kata ini dalam bahasa Latin dengan "super sphaeram, sphere" bola/globe yang super. Montanus Vatablus menerjemahkannya dengan "globum". Sedangkan Vitringa menerjemahkannya dengan "super orbem telluris", semuanya merujuk kepada bulat seperti baca Gereja Roma Katolik "tempo doeloe" menganggap bumi ini datar karena ada ungkapan tentang ujung bumi namun sepertinya mereka dulu tidak menyadari bahwa "ujung bumi" itu bermakna alegoris. Barangkali waktu itu mereka "belum" menyelidiki Alkitab Vulgata yang menulis "qui sedet super gyrum terrae".PENDAPAT YANG OBYEKTIFAlkitab bukanlah buku sains. Tidak seperti sains yang bertolak dari ilmu filsafat yang sarat dengan pemikiran logikal, taksonomial pengelompokan, dan rasional, tetapi Alkitab merupakan buku yang sarat dengan pemikiran yang menyeluruh, lengkap dengan gaya retoris penyampaian dengan keindahan tetapi logis, dan berpusat kepada maksud karya Allah sendiri terhadap kita bisa mengambil kesimpulan bahwa dalam konteks ini, Alkitab pun tidak berbicara secara eksplisit tentang bumi itu datar atau bulat. Ayat-ayat Alkitab di atas dituliskan bukan untuk menjelaskan teori bentuk bumi ini baik secara eksplisit tersurat maupun implisist tersirat. Gaya bahasa digunakan oleh si penulis Kitab dengan tujuan yang sama, yaitu menekankan pada berita utamanya sering disebut makna tunggal, bukan pada teks sederhana Dalam Kis. 18. Tidak berbicara tentang teks tunggal "ujung bumi", tetapi makna tunggalnya adalah menunjuk pada perluasan pekabaran Injil Kristus dan wilayah pusat dunia yaitu obyektif, justru ilmu filsafat harus mampu membuktikan suatu teori apapun termasuk teori bentuk bumi dan semestinya justru akan mendukung data-data dalam Alktiab sekaligus tidak menentang Alkitab. Contohnya, seorang ilmuwan bernama Dr. Jason Lisle, dengan lulusan terbaik Summa Cum Laude dari Wesleyan University. Dia seorang Astronomer dan Fisikawan Sekuler yang menjelaskan teori-teori Astronomi, Fisika, Matematika, dan Astrofisik yang kemudian justru pendapatnya mendukung data-data teks Alkitab. Silakan cek di alamat berikut Alkitab seharusnya tidak dipaksakan untuk mendukung teori-teori filsafat, tetapi sebaliknya, teori filsafat justru dibutuhkan untuk mendukung data-data Alkitab. Ini tidak berarti bahwa Alkitab tidak lengkap. Seperti di awal tadi, Alkitab adalah buku tentang Allah dan karya-Nya bagi manusia di dalam kronologi sejarah nyata. Gaya bahasa yang dipakai para penulisnya adalah retoris dan tidak bisa DITAFSIRKAN dengan sembarangan untuk tujuan tertentu selain berita dalam makna tunggal-nya, bukan kata tunggalnya. XKeFTR.